Membincang Air sebagai Inspirasi Seni Pertunjukan di PKB 2022

Pesta Kesenian Bali 2022

Membincang Air sebagai Inspirasi Seni Pertunjukan di PKB 2022

Tim detikBali - detikBali
Kamis, 30 Jun 2022 08:19 WIB
Widyatula (sarasehan) Seni Tari bertajuk Pertunjukan Tradisi dan Ritus Air sebagai rangkaian agenda Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44, Rabu (29/6/2022).
Widyatula (sarasehan) Seni Tari bertajuk Pertunjukan Tradisi dan Ritus Air sebagai rangkaian agenda Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44, Rabu (29/6/2022). (Foto: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Denpasar -

Banyak karya atau garapan seni tari dan pertunjukan yang terinspirasi dari air. Tak hanya itu, para seniman juga kerap menjadikan seni pertunjukan sebagai wahana untuk mengingatkan masyarakat mengenai cara memuliakan air.

Hal itu terungkap dalam Widyatula (sarasehan) Seni Tari bertajuk Pertunjukan Tradisi dan Ritus Air sebagai rangkaian agenda Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44, Rabu (29/6/2022). Acara tersebut menghadirkan dua orang pembicara, yakni budayawan Bali Prof Dr I Wayan Dibia dan maestro tari Jawa klasik Theodora Retno Maruti.

"Sebab, kalau air sudah rusak, air sudah tercemari, masa pralaya (kehancuran) tinggal menunggu waktu," kata Dibia saat menjadi narasumber dalam acara yang digelar secara luring dan daring di Ruang Rapat Padma Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibia memaparkan, air bisa diperagakan, divisualkan, diverbalkan, diceritakan, hingga dibuatkan lakonnya dalam seni pertunjukan. "Ada banyak lakon yang ceritanya atau pusatnya tentang kemuliaan air," ujarnya.

Ia mencontohkan, dari sisi gerakan yang berkaitan dengan air, dalam seni tari ada yang disebut gerakan ngombak (berdiri naik turun), gerakan lasan megat yeh (gerakan kadal yang menyeberangi sungai).

ADVERTISEMENT

"Hal-hal yang berkaitan dengan air, banyak bisa diungkapkan melalui seni pertunjukan. Seni pertunjukan juga sudah lama mengajak para pemirsanya untuk tetap melestarikan air," kata peraih penghargaan Padma Shri dari Pemerintah India itu.

Sementara itu, maestro tari Jawa klasik Theodora Retno Maruti sempat mengulas fungsi air dalam upacara adat Jawa. Beberapa di antaranya seperti upacara pernikahan, mitoni (upacara calon ibu yang sedang mengandung) dan upacara teddak siten (upacara anak berusia 7 atau 8 bulan).

Sifat-sifat air juga menjadi salah satu karakter dalam tari Jawa (puteri dan putera alus). Sifat air yang tenang, mengalir, namun memiliki kekuatan yang dahsyat kerap tercermin dari setiap gerakan tari Jawa.

"Gerakan-gerakannya selalu mengalir, tenang tetapi berwibawa. Penari dapat mengendapkan emosinya sehingga orang yang melihatnya serasa mendapat siraman air yang menyejukkan dan membawa rasa damai," ujarnya.

Implementasi air dalam karya tari Jawa diantaranya bisa dilihat dalam Sendratari Ramayana Prambanan, Roro Mendut, The Amazing Bedaya Legong Calonarang, Arka Suta hingga Bimasuci karya Sentot S.




(iws/iws)

Hide Ads