Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Bhatara, setiap Soma Wage Medangsia atau 9 hari setelah Hari Raya Kuningan, warga Banjar Adat Tihingan, Desa dan Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem melestarikan sebuah tradisi banten prani saat Aci di Pura Banjar. Di mana Banten tersebut berisi sarwa prani atau berbagai buah-buahan dan juga lauk yang bisa dimakan oleh manusia seperti ikan, ayam, babi dan yang lainnya.
Kelian Banjar Dinas Tihingan, I Gede Candra, Senin (27/6/2022) mengatakan, tradisi Banten prani tersebut sudah ada sejak dulu dan masih terus dilestarikan sampai saat ini dan ke depannya, karena banten tersebut merupakan bentuk rasa syukur dari warga Banjar Adat Tihingan ke hadapan Ida Bhatara.
"Maknanya sederhana, yaitu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dari warga jadi dalam satu Banten prani tersebut terdiri dari buah-buahan seperti pisang, apel, manggis dan yang lainnya dan itu di taruh di bagian belakang sedangkan di bagian depan ditaruh berbagai macam binatang yang bisa dimakan oleh manusia baik di yang ada di darat, laut dan udara seperti ikan, ayam, udang dan yang lainnya," kata Gede Candra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengatakan berbagai macam binatang tersebut bisa diolah menjadi berbagai macam jenis seperti dijadikan sate, urutan dan juga yang lainnya. Tapi kadang juga dibiarkan utuh hanya tinggal digoreng saja kemudian ditata sesuai dengan kreativitas dari masing-masing warga.
Setelah jadi, banten prani tersebut akan dibawa menuju ke Pura Banjar yang ada di Banjar Adat Tihingan oleh krama atau warga yang dapat giliran saat itu, karena di Banjar Adat Tihingan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Tihingan Kauh, Tihingan Tengah dan Tihingan Kangin dan setiap kelompok terdiri dari puluhan krama.
Setelah seluruh banten prani terkumpul semuanya di Pura tersebut maka Jro Mangku setempat akan muput dan setelah selesai seluruh krama yang membawa banten akan menghaturkan jatu banten prani atau sekedar yang ada di dalam banten prani untuk dihaturkan di Pura Banjar. Sedangkan sisanya di bawa pulang ke rumah masing-masing untuk dinikmati bersama dengan keluarga.
"Setelah seluruh banten prani dibawa pulang maka akan dilanjutkan dengan sebuah rejang gede namanya sebagai penutup dari Aci di Pura Banjar," kata Gede Candra.
(kws/kws)