Membedah Kain Tradisional Bali: Endek, Gringsing hingga Songket

Pesta Kesenian Bali 2022

Membedah Kain Tradisional Bali: Endek, Gringsing hingga Songket

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 25 Jun 2022 07:29 WIB
Kain Tenun Tradisional Bali menjadi topik bahasan dalam Kriyaloka atau lokakarya dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Art Center Denpasar, Jumat (24/06/2022).
Kain Tenun Tradisional Bali menjadi topik bahasan dalam Kriyaloka atau lokakarya dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Art Center Denpasar, Jumat (24/06/2022). (Foto: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali)
Denpasar -

Kain Tenun Tradisional Bali menjadi topik bahasan dalam Kriyaloka atau lokakarya dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Art Center Denpasar, Jumat (24/06/2022). Lokakarya tersebut membedah perkembangan motif dan warna-warna kain tradisional Bali.

Akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Anak Agung Ngurah Anom Mayun Konta Tenaya menyebut kain tradisional merupakan salah satu kekayaan budaya. Keberadaan kain tradisional mengingatkan sejarah, budaya, dan peradaban Bali. Hanya saja, menurutnya pemahaman publik tentang jenis-jenis kain tradisional Bali masih kurang.

"Melalui kriyaloka dalam Pesta Kesenian Bali ini, paling tidak kita dapat memberikan pemahaman bahwa apa yang diwariskan para leluhur, kita kembalikan pada fungsinya," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anom Mayun menguraikan secara fungsional klasifikasi kain tradisional Bali dibagi menjad 12 kelompok yakni bebali, wali, keling, endek, cepuk, gringsing, poleng, songket, prada, kain cecawangan, sembong dan dobol, serta blengbong.

"Kain bebali, orang-orang di Bali utara menyebutnya dengan nama 'wangsul' dan di Bali timur dengan nama 'gedongan'. Motif Bebali umumnya berbentuk garis melintang. Kainnya pun berbentuk lingkaran yang tidak putus," ucap Anom Mayun.

ADVERTISEMENT

Pria yang juga kurator kain tenun tradisional koleksi Museum Bali itu kemudian menjelaskan tentang kain wali. Ciri-ciri kain Wali membentuk kotak-kotak kecil, dengan berbahan dasar benang katun atau sutra.

"Sebenarnya dulu kain wali hanya digunakan untuk perempuan, tetapi sekarang untuk gampangnya, laki-laki pun disamakan menggunakan kain wali. Itupun bukan yang tenunan, namun hasil cetakan yang diproduksi di luar Bali," katanya.

Demikian pula kain keling yang penggunaannya hampir sama dengan kain wali. Hanya saja, yang membedakan adalah dasar kain keling berwarna merah. Pada zaman dulu lebih banyak digunakan di wilayah Bali Utara dan Timur.

"Sementara itu, kain endek merupakan kain tenun ikat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan, kain cepuk adalah bagian dari kain endek. Keunikannya kain cepuk terletak pada warna dan motif khas yakni warna dasar merah dengan garis putih melintang," ucapnya.

Berikutnya ada kain gringsing yang menjadi satu-satunya kain tenun tradisional yang dibuat menggunakan teknik dobel ikat. Kain gringsing bermakna penolak bala serta mengusir berbagai penyakit jasmani.

"Kain gringsing hanya boleh digunakan di tubuh bagian tengah, yakni sampai batas pusar. Jadi, kain gringsing tidak boleh digunakan untuk kamen," ujarnya.

Sementara kain bolong-bolong merupakan kain dengan kombinasi lubang-lubang yang terbentuk dari teknik menenun dengan mengatur jarak kerapatan dan kerenggangan benang.

Lalu ada kain prada, yang pada zaman dulu digunakan sebagai busana tingkat utama oleh kalangan raja atau bangsawan. Kain prada dihiasi dengan lembaran emas tipis yang pengerjaannya butuh waktu lama hingga tahunan.

Selanjutnya kain songket, biasanya digunakan dalam upacara keagaaman berskala besar. Kain songket dibuat menggunakan bahan benang emas, perak, dan sutra yang berwarna.

Terakhir, kain poleng menjadi pencetusan ekspresi atas konsep Rwa Bhinneda atau keseimbangan baik dan buruk. Kain poleng memiliki dua fungsi, yakni sakral jika digunakan di tempat suci, dan profane ketika digunakan oleh Pecalang.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Tenunan Kain Songket yang Khas, Sumatera barat"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)

Hide Ads