Pemprov Bali Gelar Fashion Show Kain Tradisional, Libatkan 13 Perancang Muda

Pemprov Bali Gelar Fashion Show Kain Tradisional, Libatkan 13 Perancang Muda

Rizky Setyo Samudero - detikBali
Sabtu, 25 Jan 2025 08:26 WIB
Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya beserta istrinya Ida Mahendra Jaya selaku Pj Ketua Dekranasda Bali di The Meru Sanur, Denpasar, Jumat (24/1/2025). (Rizky Setyo)
Foto: Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya beserta istrinya Ida Mahendra Jaya selaku Pj Ketua Dekranasda Bali di The Meru Sanur, Denpasar, Jumat (24/1/2025). (Rizky Setyo)
Denpasar -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali menggelar fashion show 'Wastra Citta Jagadhita' yang semua desainnya menggunakan kain tradisional Bali pada Jumat (24/1/2025) di The Meru Sanur, Denpasar. Pj Ketua Dekranasda Bali Ida Mahendra Jaya mengatakan total ada 30 desainer yang mendaftar dalam fashion show tersebut.

"13 (desainer) terpilih melalui berbagai tahapan dan mereka setelah terpilih harus memberikan konsep yang kami kriteriakan," kata Ida Mahendra Jaya usai acara.

Istri Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya itu mengatakan tujuan acara ini digelar untuk memberikan ruang kepada perancang muda yang handal di Bali. Mereka diharapkan dapat mempromosikan karyanya dan kain tradisional Bali dengan berbagai macam model dan busana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahendra Jaya menambahkan, Bali memiliki talenta muda yang berbakat. Oleh sebab itu, Dekranasda memberikan gelaran ini untuk wadah bagi perancang menunjukkan kreativitasnya.

"Tentu kami ingin acara ini terus bergulir. Dengan acara ini kami harapkan Bali menjadi trendsetter bukan hanya di nasional tapi internasional," tutur Mahendra.

ADVERTISEMENT

Pasalnya, Mahendra berujar jika karya-karya dari perancang dilirik oleh wisatawan dan dibeli untuk menjadi buah tangan, hal itu menjadi nilai positif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Ini kan dibuat oleh pengrajin kita yang luar biasa bagus apalagi sudah disentuh oleh desainer yang luar biasa jadi mahal ini. Kan nggak kira dibuat ibu-ibu di rumah kemudian didesain bisa ekosistemnya yang berkembang," beber dia.

Menurutnya, Pemprov Bali memiliki kewajiban untuk memberikan wadah dan upaya melestarikan kain-kain tradisional.




(nor/nor)

Hide Ads