Tari Kreasi Katak Ngongkek Tampil Perdana di PKB 2022

Pesta Kesenian Bali 2022

Tari Kreasi Katak Ngongkek Tampil Perdana di PKB 2022

Triwidiyanti - detikBali
Jumat, 24 Jun 2022 00:15 WIB
Tari Katak Ngongkek dibawakan oleh Gong Kebyar Anak-anak dari Sekaa Gong Buana Swara Murti, Banjar Ambengan, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Kamis (23/6/2022)
Tari Katak Ngongkek dibawakan oleh Gong Kebyar Anak-anak dari Sekaa Gong Buana Swara Murti, Banjar Ambengan, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Kamis (23/6/2022). Foto: ist
Denpasar - Gong Kebyar Anak-anak dari Sekaa Gong Buana Swara Murti, Banjar Ambengan, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara untuk pertama kalinya menampilkan tari kreasi Katak Ngongkek di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 yang digelar Panggung Terbuka Ardha Center.

I Putu Adi Wicaksana Putra selalu penata tari kreasi Katak Ngongkek mengatakan tari tersebut merupakan tari kreasi garapan pertamanya yang ditampilkan di ajang PKB ke-44.



"Ya tari Katak Ngongkek itu tari pertama yang ditampilkan di PKB kali ini" ungkapnya kepada detikBali, Kamis (23/6/2022) malam.

Makna dari tarian tersebut katanya menunjukkan kebersamaan hewan katak yang memiliki sifatnya mengelompok, saling tolong menolong dan saling mengasihi.

Hal ini sesuai dengan visi misi kota Denpasar dimana salah satu sifatnya adalah gotong royong menuju masyarakat yang lebih maju.

"Semangatnya di situ kita mengajak agar warga masyarakat memilikinya semangat gotong royong berbagilah," tandasnya.

Dengan penata tabuh I Ketut Suandita, nampak para penari yang terdiri dari 4 anak wanita dan 5 anak laki-laki ini sangat piawai menarikan tariannya.

Putu Adi mengatakan, sebelum hari H, ke 9 anak tersebut dilatih selama 3 bulan. Mereka terdiri dari berbagai sanggar yang ada di Kota Denpasar.

Nampak di barisan penonton Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau disapa Cok Ace sangat menikmati tontonan tersebut dan bertepuk tangan melihat kelincahan para penari.

Pamungkasnya adalah anak-anak yang masih duduk di bangku SD hingga SMP ini harus melompat ke dalam kolam yang ada di sisi kiri dan kanan panggung.

Aplaus serta tepuk tangan meriah pun tak henti mengalir kepada para penari.

"Memang mereka harus melompat ke kolam disitu puncaknya," pungkas Putu Adi.




(nor/nor)

Hide Ads