Hari Raya Kuningan atau Tumpek Kuningan dimaknai penuh sarat makna oleh warga di Desa Adat Kapal, Kabupaten Badung. Disampaikan Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana tradisi Kuningan di desanya biasanya dimaknai sebagai penghormatan terhadap leluhur.
"Pelaksanaan ya upacara mulai esok Sabtu (18/6/2022) pagi hari jam 08.00 WITA dan puncaknya ya besok sampai malam di sini. Kita di Hindu meyakini orang yang meninggal rohnya diberikan keselamatan selama 6 bulan sekali (210 hari) selain menghormati Tuhan YME," ucapnya kepada detikBali Jumat (17/6/2022).
Rangkaian upacaranya katanya, menghaturkan sesaji di tempat pemujaan masing-masing dan tentunya di pura.
"Kami pusatkan semua warga sedesa adat Kapal di Pura Puru Sada kita berdoa mulai dari rumah di samping mendoakan agar leluhur mendapatkan tempat yang layak tentunya," ucapnya.
Dalam upacara ini, sesaji yang dihaturkan menggunakan nasi sodan berwarna kuning yang dibentuk sedemikian rupa.
"Maknanya selain sodan (perempuan) ada nasi tumpeng simbol laki-laki atau lingga simbol Akasa (langit) Yoni simbol bumi," jelasnya.
Dalam menghaturkan sesaji ini, diharapankan pertemuan antara Purusa dan Pradana terjadi kehidupan baru.
"Artinya terjadi proses munculnya energi baru untuk melangsungkan kehidupan manusia," paparnya.
Kemudian, katanya umat juga menghaturkan selanggi yang bentuknya seperti tumpengan diisi calon (nama makanan) di mana adonan ini terbuat dari daging ayam sebesar kelereng.
Kenapa bulat? Karena ini merupakan simbol bumi dan juga simbol sunia (kosong).
"Jadi Tuhan itu dalam bentuk kosong karena kita tidak bisa menggambarkan bentuk Tuhan," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(nor/nor)