Hari ini, Rabu 8 Juni 2022 atau dalam kalender Bali disebut Buda Keliwon Dunggulan diperingati sebagai Hari Raya Galungan. Umat Hindu di Bali merayakan Galungan setiap enam bulan atau 210 hari sekali. Umumnya, Hari Raya Galungan dimaknai sebagai hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan kebatilan (adharma).
Galungan juga kerap disebut sebagai hari Pawedalan Jagat. Hal ini berangkat dari kisah perang tanding antara Bhatara Indra melawan Mayadanawa. Pertarungan tersebut berakhir dengan kemenangan Bhatara Indra yang sekaligus menandai tegaknya dharma di dunia.
Menurut buku Hari Raya Galungan karya Dra Ni Made Sri Arwati (1992), Galungan atau hari Pawedalan Jagat merupakan peringatan untuk mengupacarakan kelahiran dunia dengan segala isinya, yang segala permohonannya ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pawedalan Jagat, maksudnya bahwa dunia dengan segala isinya telah lahir kembali, karena sejak pemerintahan Raja Mayadanawa, dunia mengalami kehancuran. Hal itu karena keserakahan Mayadenawa yang berusaha menghilangkan kepercayaan dan keyakinan rakyatnya yang telah patuh pada ajaran agama (dharma).
Secara filosofis, kemenangan dharma melawan adharma dapat dimaknai lebih dalam, yakni kesadaran dan keyakinan yang tinggi dalam menghayati dan melaksanakan dharma sebagai pedoman dalam hidupnya. Kemenangan dharma inilah yang menyebabkan terciptanya tata kehidupam harmonis di dunia, baik bhuana alit maupun bhuana agung.
Kisah Mahabharata (Cantiparwa 259, 26) menyatakan:
Lokasamgrahasamyuktam
WidΔtrΔwihitam purΔ
SuksmadharmΔarthanityam
Satam caritam uttamam.
Artinya:
Kesentosaan umat manusia dan kesejahteraan masyarakat datang dari dharma, laksana budi yang luhur untuk kesejahteraan manusia itulah dharma yang utama.
Makna Penjor Saat Galungan
Seperti diketahui, rangkaian Galungan sudah dimulai sejak Tumpek Wariga, kemudian Sugihan Jawa dan Sugihan Bali. Termasuk sebelumnya juga sudah dirangkai dengan Hari Penyekeban (Redite Pahing Dunggulan), Penyajaan Galungan (Soma Pon Dunggulan), hingga Penampahan Galungan (Anggara Wage Dunggulan).
Salah satu tradisi Hindu di Bali yang khas saat Hari Raya Galungan adalah pemasangan penjor di lebuh atau pintu masuk rumah masing-masing warga. Penjor dipasang saat hari Penampahan Galungan yaitu sehari sebelum Hari Raya Galungan (Selasa/Anggara Wage Dunggulan). Penjorsering dibuat dengan seni masing-masing orang, berbentuk indah seperti seekor naga.
Menurut Dra Ni Made Sri Arwati (1992), penjor dibuat dari sebatang bambu yang ujungnya melengkung ke bawah dan dihiasi dengan janur atau ambu, daun-daunan, buah-buahan, bunga, porosan. Penjor merupakan simbol pertiwi dengan segala hasilnya yang memberikan kehidupan dan keselamatan bagi manusia.
Selain itu, penjor juga sering dimaknai sebagai simbol Gunung Agung. Penjor dilengkapi dengan sanggah sebagai tempat sesajen atau banten, sampyan, lamak, gantung-gantungan, tetandingan dengan pala bungkah, pala gantung, jajan, dan hiasannya.
Dijelaskan, pemasangan penjor bertujuan sebagai rasa bhakti dan terima kasih atas berkah dan kehidupan kehadapan Sang Pencipta, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pemasangan penjor saat hari Penampahan Galungan juga menandakan bahwa dharma dapat ditegakkan.
Itulah informasi seputar Hari Raya Galungan. Semoga bermanfaat.
Sebagai informasi, berikut adalah tanggal-tanggal penting terkait rangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan tahun ini:
- 2 Juni 2022 rahina Sugihan Jawa.
- 3 Juni 2022 rahina Sugihan Bali.
- 5 Juni 2022 Hari Penyekeban.
- 6 Juni 2022 Penyajaan Galungan.
- 7 Juni 2022 Penampahan Galungan.
- 8 Juni 2022 Hari Raya Galungan.
- 9 Juni 2022 Manis Galungan.
- 11 Juni 2022 hari Pemaridan Guru.
- 12 Juni 2022 hari Ulihan.
- 13 Juni 2022 hari Pemacekan Agung.
- 17 Juni 2022 hari Penampahan Kuningan.
- 18 Juni 2022 Hari Raya Kuningan.
(iws/iws)