Bali tak hanya memiliki produk budaya berupa tari-tarian dan seni kerawitan (gamelan). Orang Bali juga memiliki lagu-lagu tradisional yang digolongkan ke dalam Kesusastraan Tembang.
Bangunan lagu tradisional (wangun tembang) di Bali dapat dibedakan menjadi 4, yaitu sekar rare, sekar alit, sekar madia, dan sekar agung.
Lantas, apa perbedaan sekar rare, sekar alit, sekar madia, dan sekar agung?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sekar Rare
Sekar rare juga sering disebut gegendingan. Lirik dan bait dari sekar rare cenderung sederhana, mengandung pesan-pesan moral menggunakan bahasa Bali yang juga sederhana.
Sekar rare biasanya digunakan saat anak-anak bermain. Contoh sekar rare antara lain Meong-meong, Made Cenik, Juru Pencar, Cakup Cakup Balang, dan lain sebagainya.
2. Sekar Alit
Sekar Alit sering pula disebut dengan istilah pupuh atau geguritan atau macepat. Sekar Alit memiliki aturan (uger-uger), antara lain banyaknya baris pada setiap pupuh, banyaknya suku kata pada setiap baris, serta labuh suara (lingsa) kata terakhir setiap baris.
Beberapa istilah dalam Sekar Alit yang perlu diketahui antara lain:
- Guru dingdong, yaitu suara akhir pada setiap baris (a,i,u,e,o)
- Guru wilang, yaitu jumlah suku kata dalam satu baris (satu gatra)
- Guru gatra, yaitu jumlah baris dalam satu bait (pada)
Contoh sekar alit antara lain: Pupuh Sinom, Pupuh Mijil, Pupuh Pucung, Pupuh Ginanti, Pupuh Durma, Pupuh Semarandana, Pupuh Ginada, Pupuh Maskumambang, Pupuh Dandang Gula, Pupuh Pangkur.
3. Sekar Madia
Sekar madia juga disebut kidung, yakni tembang yang mempergunakan bahasa Jawa Kuno, Jawa Tengahan dan Bali Alus. Kidung biasanya berisi puji-pujian terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan dinyanyikan saat upacara keagamaan.
Kidung biasanya disesuaikan dengan jenis upacara atau yadnya yang dilakukan. Ada kidung Dewa Yadnya, kidung Manusa Yadnya, kidung Bhuta Yadnya, kidung Rsi Yadnya, dan kidung Pitra Yadnya.
Salah satu contoh kidung Dewa Yadnya adalah Kidung Wargasari yang biasanya dinyanyikan ketika memulai sebuah prosesi persembahyangan.
4. Sekar Agung
Sekar Agung dikenal pula dengan istilah kekawin atau wirama. Bangunan lagu Sekar Agung diikat oleh guru lagu. Guru berarti berat atau panjang dan lagu berarti pendek atau ringan.
Sekar Agung menggunakan bahasa Jawa Kuno yang isinya mengandung nilai-nilai serta filsafat kehidupan yang tinggi. (*)
(iws/iws)