Mengenal Habib Umar, Sosok Penyebar Islam di Tabanan Bali

Mengenal Habib Umar, Sosok Penyebar Islam di Tabanan Bali

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 05 Apr 2022 14:12 WIB
Penampakan makam Habib Umar di Tabanan Bali
Penampakan makam Habib Umar di Tabanan Bali (Foto: Istimewa)
Tabanan -

Pulau Bali yang dikenal sebagai pulau dengan mayoritas penduduk beragama Hindu, memiliki beberapa komunitas Muslim di beberapa wilayah. Salah satunya adalah komunitas Muslim di Desa Candikuning, kawasan wisata Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali.

Keberadaan komunitas Muslim di Desa Candikuning ternyata tidak terlepas dari kehadiran seorang tokoh Islam yang diyakini berasal dari Timur Tengah. Tokoh tersebut bernama Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi. Ia diyakini sebagai salah seorang Wali Pitu, atau tujuh tokoh penyebar agama Islam di Bali.

Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi diyakini telah meninggal dunia saat bersemedi di puncak Bukit Tapak, kawasan cagar alam batukaru. Hingga kini, makamnya masih berdiri tegak di areal puncak Bukit Tapak tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akses masuk menuju makam haruslah melalui pintu masuk Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Pihak pengelola kebun raya mewajibkan peziarah untuk menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) sebelum melakukan pendakian. Para peziarah juga disarankan untuk menggunakan jasa pemandu lokal demi kenyamanan berziarah.

Untuk sampai ke areal makam, pengunjung harus melalui ratusan anak tangga alami yang terbuat dari susunan kayu kayu dan akar pohon. Jalan menuju makam cukup curam dan licin. Para peziarah harus menyiapkan fisik yang kuat untuk sampai di sana.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, tak ada catatan tertulis mengenai sejarah Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Magribi. Menurut juru kunci makan, Haji Faridin (68), riwayat Habib Umar Bin Yusuf Al-Maghribi selama ini hanya mengalir dari cerita para tetuanya.

Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi dipercaya tiba di Bali abad ke-15. Di masa itu, ia datang bersama dua tokoh lainnya dari sebuah pusat pengembangan Islam di Pulau Talango, Madura. Kedua tokoh lainnya terdiri atas Syekh Maulana Raden Musa dan Syekh Maulana Raden Husein.

"Di mana ada sinar kuning, tinggallah di sana. Karena sinar kuning ini berbahaya buat manusia. Siapapun yang masuk ke sana belum tentu akan hidup. Akhirnya Beliau yang menemukannya," jelas Faridin kepada detikBali pada Rabu (30/3/2022).Mereka sempat singgah di Desa Kalianget yang kini ada di wilayah Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Di sana, mereka bermufakat untuk mencari tempat yang memancarkan sinar kuning. Tempat yang dicari itu berada pada lahan yang ada di tepi Danau Beratan.

Semula Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi hendak menginap beberapa hari saja di wilayah Candikuning. Namun ia akhirnya menetap di sana. Tokoh tersebut beberapa kali memberi pengobatan kepada warga setempat. Selain sebagai ulama, dia juga dipercaya sebagai tabib sekaligus negarawan.

Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi akhirnya menetap bersama para muridnya. Apalagi tempat tersebut dekat dengan danau yang mendukung berkembangnya pemukiman.

Setelah sekian lama menetap, Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi lantas mulai menjauhi urusan keduniawian dan lebih banyak melakukan tirakat di Bukit Tapak sampai wafat.

"Kapan wafatnya, kami tidak tahu persis. Karena sumber informasi tertulis sangat minim," jelas Faridin.




(mud/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads