Mbah Bungkus sang Penyebar Islam yang Punya Gigi Super Kuat

Kabupaten Pangandaran

Mbah Bungkus sang Penyebar Islam yang Punya Gigi Super Kuat

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Minggu, 03 Apr 2022 11:20 WIB
Makam Mbah Bungkus di Pangandaran.
Makam Mbah Bungkus di Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Jejak sejarah penyebaran Islam di Kabupaten Pangandaran tak bisa lepas dari sosok Mbah Bungkus. Tokoh ulama bernama asli Wonoduwiryo ini makamnya terletak di Jalan Raya Pangandaran-Cijulang, Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.

Tempat makam Mbah Bungkus berbentuk rumah. Sehingga tak banyak yang menyadari rumah kecil berwarna hijau di pinggiran Jalan utama Pangandaran-Cijulang itu merupakan makam ulama besar.

Dari pantauan detikJabar, kondisi pemakaman Mbah Bungkus masih terawat rapi dan sekitaran kebunnya bersih. Ada satu sumur yang digunakan peziarah untuk bersuci atau wudu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, di samping pemakaman Mbah Bungkus, sedang ada pengerjaan proyek markas polisi resor Pangandaran.

Juru kunci makam Mbah Bungkus, Sudirman menjelaskan, Mbah Bungkus merupakan ulama penyebar agama Islam di Pangandaran. Akan tetapi, tak semua warga Pangandaran mengetahuinya.

ADVERTISEMENT

"Padahal beliau salah satu tokoh yang syiar agama Islam di Pangandaran zaman dulu," kata Sudirman. Minggu (3/4/2022).

Menurutnya, Mbah Bungkus juga merupakan tokoh yang mempersatukan suku Jawa dan Sunda. Karena pembauran kedua suku itu berdekatan, di antara perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, di Pangandaran terjadi akulturasi budaya.

"Sosok Mbah Bungkus yang berhasil satukan perilaku sosial dan budaya masyarakat Pangandaran waktu itu," ucapnya.

Sudirman menjelaskan, Mbah Bungkus bernama Wonoduwiryo adalah keturunan Mbah Wonodiksomo III, cucu dari Tumenggung Wonoyudo, seorang abdi dalem Keraton Nyagoyakarta Hadiningrat.

Makam Mbah Bungkus di Pangandaran.Makam Mbah Bungkus di Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)

Mbah Bungkus berasal dari Desa Tlogodepok Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. "Kehadirannya di Pangandaran berkaitan dengan persahabatan Kanjeng Dalem Bupati Tasikmalaya dengan Kanjeng Dalem Bupati Cilacap," katanya.

Pada saat itu, menurut Sudirman, Kanjeng Bupati Tasikmalaya berkeluh kesah kepada Kanjeng Bupati Cilacap. "Curhatannya karena sebelah barat Sungai Citanduy yang dekat dengan pantai tak bisa digarap, dengan alasan angker," ucapnya.

Sehingga, Bupati Tasikmalaya menginginkan orang pintar yang mampu membuka hutan. Wilayah yang dimaksudkan bupati Tasikmalaya adalah Pangandaran.

"Zaman kolonial, Ciamis dan Pangandaran masuk kekuasaan Tasikmalaya atau dikenal dengan Sukapura," ungkapnya.

"Kanjeng Dalem Bupati Cilacap meminta bantuan kepada Bupati Kebumen agar mengirimkan satu utusannya yang bisa membuka hutan," kata Sudirman.

Setelah menemukan orang yang tepat, Bupati Kebumen mengutus putra dari Mbah Wonodiksomo III asal Desa Tlogodepok yang akrab dipanggil Mdah Bungkus.

Akhirnya Mbah Bungkus melancong ke Pangandaran untuk membuka semenanjung hutan Pangandaran. Dengan alat seadanya, Mbah Bungkus membuka hutan melalui muara Sungai Citanduy agar sampai ke Pangandaran.

Karena kesaktian Mbah Bungkus di luar nalar manusia, sebuah cerita menyebutkan bahwa Mbah Bungkus pernah menebang pohon angker hanya dengan cara digigit.

"Merobohkan pohon satu kali gigitan, ranting di sekitarnya langsung kering dan berubah menjadi kayu bakar," ucap Sudirman.




(ors/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads