Hasil Lengkap Pertemuan Trump dan Xi Jinping di Korsel

Hasil Lengkap Pertemuan Trump dan Xi Jinping di Korsel

Herdi Alif Al Hikam - detikBali
Minggu, 02 Nov 2025 20:27 WIB
Donald Trump berjabat tangan dengan Xi Jinping saat mereka bertemu untuk pembicaraan perdagangan. (Reuters: Evelyn Hockstein)
Donald Trump berjabat tangan dengan Xi Jinping saat mereka bertemu untuk pembicaraan perdagangan. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)
Denpasar -

Amerika Serikat (AS) dan China akhirnya meneken sederet kesepakatan dagang penting usai pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan pekan lalu.

Dari tarif impor hingga kerja sama pengawasan fentanil, hasil pertemuan dua raksasa ekonomi dunia itu dinilai sebagai sinyal kuat berakhirnya perang dagang berkepanjangan.

Melansir detikFinance, Minggu (2/11/2025), Gedung Putih merilis daftar lengkap kesepakatan yang dicapai kedua pemimpin dalam pertemuan singkat tersebut. Berikut rincian hasil perundingan Trump dan Xi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AS Turunkan Tarif Impor untuk China

AS sepakat mengurangi separuh tarif sebesar 20% terhadap barang-barang China yang terkait pasokan bahan kimia prekursor opioid fentanil. Tarif impor untuk produk China yang sejak Februari dipatok 57% juga diturunkan menjadi 47%.

Langkah ini menjadi sinyal awal pelunakan sikap Washington terhadap Beijing, setelah bertahun-tahun saling menaikkan tarif dalam perang dagang.

ADVERTISEMENT

China Longgarkan Ekspor Tanah Jarang

Xi Jinping menyetujui penangguhan selama satu tahun atas pembatasan ekspor mineral dan magnet tanah jarang. Dengan kebijakan ini, AS dapat kembali mengimpor komoditas vital tersebut tanpa batasan.

Tanah jarang sangat penting bagi industri otomotif, penerbangan, hingga pertahanan. China juga akan mengeluarkan lisensi umum ekspor tanah jarang, galium, germanium, antimon, dan grafit bagi kepentingan pengguna akhir AS.

China Tangguhkan Tarif Balasan

China sepakat menangguhkan seluruh tarif pembalasan yang diberlakukan sejak 4 Maret, termasuk bea masuk terhadap produk pertanian dan hasil peternakan dari AS seperti ayam, gandum, kedelai, daging sapi, hingga produk susu.

Beijing juga akan mencabut tindakan non-tarif yang sebelumnya menargetkan perusahaan-perusahaan AS, seperti daftar entitas yang tidak dapat diandalkan.

China Kembali Beli Kedelai AS

China berkomitmen membeli sedikitnya 12 juta metrik ton kedelai AS dalam dua bulan terakhir tahun 2025. Selain itu, pembelian 25 juta metrik ton kedelai per tahun akan dilanjutkan selama tiga tahun berikutnya.

Gedung Putih menyebut kesepakatan ini sebagai hasil tekanan Trump setelah China berhenti membeli kedelai AS pada September lalu. Sebelumnya, Negeri Tirai Bambu lebih memilih pasokan dari Brasil dan Argentina.

China Buka Ekspor Cip ke AS

China juga sepakat melanjutkan perdagangan dari fasilitas produsen cip Nexperia. Langkah ini memungkinkan suplai cip penting kembali mengalir ke pasar global.

Selain itu, China memperpanjang pengecualian tarif berbasis pasar untuk impor dari AS hingga 31 Desember 2026, serta menghentikan investigasi antimonopoli dan antidumping terhadap perusahaan semikonduktor AS.

AS Tangguhkan Bea Pelabuhan

Pemerintahan Trump memutuskan menangguhkan selama satu tahun biaya pelabuhan baru untuk kapal berbendera China. Kebijakan ini semula bertujuan membangkitkan industri pembuatan kapal komersial AS, namun justru memicu lonjakan biaya logistik dan gangguan arus kargo.

Gedung Putih menyebut akan melanjutkan pembicaraan dengan China, Korea Selatan, dan Jepang guna membangkitkan kembali industri perkapalan Amerika.

Kerja Sama Pengawasan Fentanil

China juga sepakat memperketat pengawasan terhadap bahan kimia prekursor opioid fentanil. Kesepakatan ini mencakup penghentian pengiriman bahan kimia tertentu ke Amerika Utara dan kontrol lebih ketat terhadap ekspor bahan terkait.

Kedua negara akan membentuk kelompok kerja untuk memantau pelaksanaan langkah-langkah ini dalam beberapa minggu ke depan. AS menuding fentanil sebagai penyebab puluhan ribu kematian akibat overdosis tiap tahun.

Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads