Lucy Guo merintis usaha sendiri hingga memiliki kekayaan bersih USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 23 triliun. Forbes kemudian memberikan gelar miliarder termuda di dunia kepada Guo.
Dilansir dari detikInet, Guo mengungkapkan kunci suksesnya bisa kaya di usia muda. Guo mengatakan kesuksesannya diraih berkat keberaniannya mengambil risiko, dikelilingi orang-orang brilian, dan disiplin yang ketat.
"Saya pikir orang-orang terlalu menekankan risiko. Seolah-olah mereka berpikir segala sesuatunya lebih berisiko daripada yang sebenarnya," katanya saat berbicara di podcast How Success Happens.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guo sempat meninggalkan bangku perkuliahannya. Namun, Guo menegaskan keputusannya untuk meninggalkan universitas berawal dari keinginan untuk belajar, bukan rasa takut gagal.
"Skenario terburuknya, Anda mendapat banyak ilmu lalu kembali kuliah. Skenario terbaiknya? Uang yang mengubah hidup," ujar Guo.
Meski demikian, Guo menyarankan kaum muda menghabiskan setidaknya satu hingga dua tahun di perguruan tinggi. Tujuannya yakni membentuk persahabatan yang langgeng dan bertemu orang-orang terpintar di kampus.
Guo kemudian bermigrasi dari China ke Ameriksa Serikat (AS). Keputusan itu mengejutkan orang tuanya.
"Saya pikir mereka memandangnya sebagai tanda saya tidak mencintai mereka dan mereka tidak terlalu senang dengan itu. Ketika itu, hanya saya yang bertaruh pada diri saya sendiri dan memilih mengoptimalkan apa yang saya pikir akan jadi masa depan lebih baik untuk diri saya sendiri," kata Guo.
Guo kemudian bergabung dengan Thiel Fellowship, program yang diluncurkan salah satu pendiri PayPal Peter Thiel yang memberi penghargaan ke inovator muda USD 100.000 untuk membangun perusahaan. Beasiswa tersebut tak hanya memberi dukungan finansial, tetapi menghubungkannya dengan jaringan ambisius dan inspiratif.
Guo kemudian mendirikan Scale AI bersama Alexandr Wang, yang kemudian bergabung dengan Meta untuk memimpin proyek superintelijen AI-nya. Guo meninggalkan perusahaan AI tersebut pada 2018 lalu mendirikan Passes, sebuah platform yang membantu para kreator mengelola bisnis dan merek mereka.
Hari kerja Guo sering kali melebihi tengah malam, terkadang diikuti acara sosial sebelum ia bangun untuk berolahraga. "Secara teori, saya bisa bekerja hingga tengah malam, lalu saya bisa pergi ke klub hingga pukul 2 pagi, lalu saya bisa tidur, lalu bangun sekitar pukul 6 pagi," katanya.
Guo yakin ia mewarisi gen dari orang tuanya yang memungkinkannya untuk berfungsi dengan sedikit tidur. "Saya tidur sekitar pukul 1 pagi dan biasanya bangun pukul 5 atau 6 pagi," katanya.
Miliarder berusia 31 tahun ini memulai harinya dengan dua sesi berturut-turut di studio kebugaran Barry's Bootcamp. "Itu membuat saya tetap berenergi sepanjang hari," ujarnya.
"Sebagai seorang pendiri, Anda bisa sedikit gila ketika mengerahkan segenap upaya untuk sebuah proyek dan belum tentu melihat hasilnya. Namun, dengan berolahraga, hasil yang Anda dapatkan adalah input yang Anda berikan," ungkap Guo.
Artikel ini telah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini!
(hsa/hsa)