Round Up

Misteri Hotel Sepi di Bali padahal Turis Ramai: Dari Vila Liar hingga Kos-kosan

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 29 Apr 2025 08:41 WIB
Ilustrasi turis asing di Bali. (Foto: Kemenparekraf)
Denpasar -

Industri perhotelan di Bali mengeluh karena tamu sepi. Padahal, wisatawan asing yang pelesiran ke Pulau Dewata meningkat. Di mana mereka menginap?

Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali membeberkan penyebab turunnya okupansi hotel sejak awal tahun. Rata-rata okupansi hotel di Bali pada awal 2025 menurun sekitar 10-20 persen dari angka 60 sampai 70 persen. Total, ada sekitar 150 ribu kamar hotel di Bali.

Sekjen PHRI Bali Perry Marcus menduga hal ini disebabkan oleh banyaknya yang menginap di akomodasi ilegal. Salah satunya, perumahan yang dialihfungsikan sebagai hotel dan vila. Akomodasi ini tidak terdaftar dan tak membayar pajak.

Menurut Perry, munculnya kecurigaan ini berawal dari jumlah turis ke Bali yang meningkat, tapi okupansi hotel justru rendah. "Akhirnya kami ketemu (jawabannya). Ternyata wisatawan ini menginap di akomodasi-akomodasi (ilegal) yang tadi sudah disampaikan. Jadi, mereka terserap ke sana," ujarnya dalam pertemuan di kantor Dinas Pariwisata Bali, Senin (28/4/2025).

Perry mengungkapkan PHRI telah memantau kondisi tersebut sejak sangat lama. Sekitar 15 tahun silam, Perry sudah menyuarakan kondisi tersebut.

"Ini sangat memukul karena dengan turunnya okupansi, seperti data dari Bali Hotel Association, mereka akhirnya mode bertahap hidup menjual kamar dengan harga turun," ujar dia.

Perry menduga rata-rata alasan turis menginap di akomodasi ilegal karena pemiliknya merupakan rekan mereka sendiri. Maka, terjadi perputaran transaksi di sana.

"Kalau fasilitas sih bagus sekali, sangat bagus. Dari segi harga juga nggak murah-murah amat, hampir sama. Cuma kalau kami lihat ada beberapa tempat yang membuat mereka privasinya lebih tinggi," bebernya.

Menurut Perry, akomodasi ilegal ini ada yang dimiliki oleh turis asing. Selain itu, ada juga yang menggunakan nama WNI untuk kepemilikan akomodasi.

Dia menegaskan akomodasi liar itu harus segera ditertibkan. Apalagi, diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan unit di Bali.

Bila terus dibiarkan, Perry melanjutkan, alih fungsi lahan di Bali bakal semakin menjadi. Dampaknya, sawah-sawah dan lahan pertanian akan habis. Di sisi lain, pendapatan dari pajak hotel dan restoran akan merosot.

"Banyak hal. Jadi implikasinya multiplier efeknya pasti ke mana-mana," sebutnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....



Simak Video "Video: BPS Catat Okupansi Hotel Nasional di Februari Turun 2,24 Persen"


(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork