Ekspor Nontambang NTB pada Februari 2025 Capai US$ 7,28 Juta

Ekspor Nontambang NTB pada Februari 2025 Capai US$ 7,28 Juta

Sui Suadnyana, Nathea Citra - detikBali
Senin, 17 Mar 2025 19:56 WIB
Kepala BPS NTB, Wahyudin, saat konferensi pers ekspor-impor di kantornya, Senin (17/3/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Kepala BPS NTB, Wahyudin, saat konferensi pers ekspor-impor di kantornya, Senin (17/3/2025). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Ekspor nontambang di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat ekspor nontambang pada Februari 2025 sebesar US$ 7,28 juta. Jumlah ini naik US$ 3,36 juta dari bulan sebelumnya sebesar US$ 3,89 juta.

"Secara bulanan atau month to month naik 87,17 persen," kata Kepala BPS NTB, Wahyudin, seusai konferensi pers di kantornya, Senin (17/3/2025).

Menurut Wahyudin, NTB kembali tidak melakukan ekspor tambang pada Februari 2025. Hal itu dikarenakan perusahaan tambang NTB belum mendapatkan izin untuk ekspor sejak Januari lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekspor di Februari itu nontambang, untuk komoditas tambang tidak ada ekspor," jelas Wahyudin.

Kelompok ikan dan udang menjadi komoditas ekspor nontambang yang paling mendominasi, yakni sebesar US$ 2,81 juta atau sekitar 38,59 persen dari nilai keseluruhan. Pada komoditas ini, kelompok yang diekspor, yakni lobster batu serta udang kaki putih.

"Ikan dan udang ini kita ekspor ke AS, Chili, Taiwan, dan lainnya yang dimuat melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Ngurah Rai dan Bizam (Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid atau Bandara Internasional Lombok)," terang Wahyudin.

Sementara itu, komoditas perhiasan dan permata menyumbang sebesar US$ 1,84 juta atau 25,24 persen. Jenis barang yang diekspor pada komoditas ini adalah mutiara budi daya yang belum diolah dengan tujuan Hongkong, Jepang, dan Tiongkok.

"(Ekspornya) melalui Bandara Soetta Jakarta dan Ngurah Rai Bali, melalui Bizam tidak ada," ujar Wahyudin.

Komoditas nontambang berikutnya ada kelompok daging dan ikan olahan sebesar US$ 1,52 juta atau 20,89 persen. Jenis barang yang diekspor seperti udang ukuran besar, kerang, bulu babi, dan ikan sarden yang diolah atau diawetkan.

Sementara kelompok buah-buahan menyumbang sebesar US$ 662,6 Ribu atau 9,10 persen. Kelompok garam, belerang, kapur juga menyumbang nilai ekspor Februari 2025 sebesar US$ 244,8 ribu atau 3,36 persen.

"Sementara itu, kelompok biji-bijian berminyak sebesar 176,8 ribu atau 2,43 persen. Jenis barang yang diekspor berupa berbagai jenis rumput laut melalui Tanjung Perak, Tanjung Priok dan Bizam ke Tiongkok, Vietnam, dan Singapura. Perkembangan ekspor nontambang baik secara bulanan maupun tahunan (yoy) mengalami kenaikan," jelas Wahyudin.

Wahyudin berharap peningkatan ekspor nontambang NTB makin besar. Ke depannya, ada beberapa barang yang bisa diekspor dengan adanya hilirisasi yang dikembangkan pemerintah.

"Hasilnya bisa menjadi bagian dari barang ekspor untuk menambah ekspor NTB di luar tambang," jelas Wahyudin.




(iws/nor)

Hide Ads