Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami 'kebakaran' seusai pemerintah meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). IHSG berakhir pada zona merah pada perdagangan Selasa (25/2/2025). Sehari sebelumnya juga setali tiga uang.
Penasihat Khusus Presiden Bambang Brodjonegoro menilai pelemahan pada IHSG menandakan investor masih wait and see setelah pemerintah resmi meluncurkan Danantara. Investor dinilai menunggu kepastian Danantara akan membuat kinerja BUMN meningkat atau tidak.
"Ya, mungkin kita bisa melihat kan perilaku pasar itu kan memang sering wait and see ya. Mereka mungkin ingin kepastian apakah dengan ada Danantara ini akan makin membuat performance BUMN itu makin baik," kata Bambang ditemui di Sopo Del Tower, Jakarta, Selasa (25/2/2025) dilansir dari detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Bambang, kemungkinan investor khawatir terhadap BUMN yang biasanya memberikan dividen besar, kemudian akan menurunkan jumlah dividennya. Bambang meyakini kepentingan investor akan menjadi prioritas perusahaan.
"Memang juga ada mispersepsi saya lihat, misalkan kekhawatiran dari investor saham, misalkan perusahaan-perusahaan BUMN yang biasanya ngasih dividen yang cukup generous untuk investor barangkali akan menurunkan. Padahal, saya yakin itu tidak menjadi bagian dari strategi ya," ungkap Bambang.
"Tetap kepentingan investor minoritas, investor yang masuk ke pasar saham tetap akan jadi perhatian dari seluruh perusahaan BUMN yang Tbk," jelas Bambang.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan BPI Danantara. Badan ini nantinya akan mengelola berbagai aset negara dan BUMN senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.715 triliun (kurs Rp 16.350), untuk menjalankan investasi berdampak tinggi.
"Pada siang hari ini hari Senin 24 Februari 2025 saya Presiden RI meluncurkan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara, Danantara Indonesia," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Prabowo bilang, gelombang investasi pertama Danantara akan difokuskan untuk sektor-sektor terkait hilirisasi nikel dan bauksit. Kemudian, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, hingga terkait ketahanan pangan.
Dalam hal ini, Danantara setidaknya akan menggelontorkan dana investasi sekitar US$ 20 miliar atau Rp 327 triliun. Dana ini rencananya akan disalurkan ke-20 proyek strategis nasional (PSN) di berbagai sektor tadi.
Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!
(iws/gsp)