Peresmian Danantara dan Seruan Penarikan Dana dari Bank BUMN

Peresmian Danantara dan Seruan Penarikan Dana dari Bank BUMN

Ignacio Geordi Oswaldo - detikBali
Senin, 24 Feb 2025 14:48 WIB
Prabowo resmi luncurkan Danantara (dok. YouTube Setpres)
Prabowo resmi luncurkan Danantara (dok. YouTube Setpres)
Jakarta -

Media sosial dihebohkan dengan seruan penarikan uang tabungan dari bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) atau Bank BUMN. Seruan ini muncul seiring dengan peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara).

BP Danantara dibentuk untuk mengelola penghematan anggaran dalam APBN 2025 yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga serta dividen BUMN. Badan ini diperkirakan akan mengelola aset senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.715 triliun (kurs Rp 16.350).

Pemberitaan mengenai peluncuran BP Danantara memicu beragam respons dari masyarakat. Salah satu kekhawatiran yang mencuat adalah potensi badan ini mengalami nasib serupa dengan skandal 1MDB yang mengguncang Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring dengan diresmikannya BP Danantara pada Senin (24/2/2025), seruan di media sosial yang mengajak masyarakat menarik dana secara massal dari bank-bank Himbara semakin ramai diperbincangkan. Badan ini diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto, didampingi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi).

Respons Pemerintah

Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mempertanyakan keabsahan gerakan tersebut. Menurutnya, hingga saat ini belum ada masyarakat yang benar-benar menarik dananya dari bank-bank Himbara akibat seruan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sudah terjadi belum? Ada nggak? Ya ada orang-orang kaya gitu, gini saja, sekarang ada nggak faktanya? Kalau ada sudah jadi berita," katanya saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025), dilansir dari detikFinance.

Alih-alih menghadapi penolakan, menurut Hasan, peluncuran BP Danantara justru mendapatkan dukungan besar dari dunia ekonomi dan politik.

Hal ini terlihat dari kehadiran berbagai elemen penting, termasuk perwakilan lembaga negara, pelaku usaha, hingga perwakilan dari negara asing.

"Mantan-mantan presiden hadir, tokoh-tokoh bangsa hadir, seluruh kekuatan politik hadir, lembaga-lembaga negara tadi hadir, perwakilan-perwakilan asing tadi hadir, para pelaku-pelaku ekonomi hadir. Ini lembaga ketika diluncurkan mendapatkan dukungan dari komponen stakeholder," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/gsp)

Hide Ads