Bali Deflasi 0,02 Persen pada Januari 2025, Diskon Listrik Jadi Penyumbang

Bali Deflasi 0,02 Persen pada Januari 2025, Diskon Listrik Jadi Penyumbang

Sui Suadnyana, Karsiani Putri - detikBali
Senin, 03 Feb 2025 18:06 WIB
Plt Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, ketika ditemui di kantornya, Senin (3/2/2025). (Karsiani Putri/detikBali)
Foto: Plt Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, ketika ditemui di kantornya, Senin (3/2/2025). (Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Bali mengalami deflasi sebesar 0,02 persen pada Januari 2025 dibandingkan Desember 2024. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi tertinggi adalah perumahan, air, listrik, dan bahan rumah tangga sebesar 10,2 persen.

"Atau (kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan rumah tangga) deflasi secara umum sebesar minus 1,40 persen," ucap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, Kadek Agus Wirawan, di kantornya, Senin (3/2/2025).

Agus mengungkapkan terdapat empat komoditas yang memiliki andil terbesar pada deflasi bulanan Bali. Empat komoditas itu adalah pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen selama dua bulan sebesar 1,43 persen, canang sari dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,02 persen, dan salak 0,01 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Agus, tarif listrik masuk dalam penghitungan inflasi karena beberapa hal. Salah satunya karena diskon tarif listrik dinikmati oleh hampir semua lapisan masyarakat dengan daya listrik terpasang sampai 2.200 VA.

"Sedangkan lima komoditas dengan andil terbesar menahan deflasi atau memberikan inflasi terhadap kondisi harga barang jasa secara umum, yaitu komoditas cabai rawit yang memberikan andil sebesar 0,39 persen positif," jelas Agus.

ADVERTISEMENT

Selain itu, penahan deflasi juga disumbang komoditas cabai merah sebesar 0,24 persen, kangkung 0,06 persen, sawi hijau 0,05 persen, dan minyak goreng 0,04 persen. Meski mengalami deflasi secara mtm, BPS mencatat Bali mengalami inflasi sebesar 2,41 persen secara tahun ke tahun atau year on year (yoy).

Menurut Agus, inflasi tahun ke tahun ini difaktori kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 8,26 persen dan andil 2,54 persen. Selain itu, ada juga kelompok penyediaan makanan, dan minuman atau restoran mengalami inflasi 4,70 persen, dan andil 0,45 persen.

"Lalu, tingkat inflasi secara year on year tertinggi terjadi di Tabanan sebesar 3 persen, terendah di Singaraja sebesar 1,61 persen. Secara month to month, inflasi tertinggi tercatat di Tabanan sebesar 0,48 persen, sedangkan deflasi terdalam tercatat di Singaraja sebesar 0,53 persen," ungkap Agus.




(hsa/dpw)

Hide Ads