Kala Trump Dikelilingi Orang Terkaya di Dunia: Kekhawatiran dan Ancaman

Kala Trump Dikelilingi Orang Terkaya di Dunia: Kekhawatiran dan Ancaman

Fino Yurio Kristo - detikBali
Rabu, 22 Jan 2025 11:17 WIB
Guests including Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, Sundar Pichai and Elon Musk, arrive before the 60th Presidential Inauguration in the Rotunda of the U.S. Capitol in Washington, Monday, Jan. 20, 2025. (AP Photo/Julia Demaree Nikhinson, Pool)
Potret Deretan Orang Terkaya Dunia Kumpul di Pelantikan Trump. (Foto: AP/Julia Demaree Nikhinson)
Denpasar -

Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat untuk masa jabatan kedua, Selasa (21/1/2025), menarik perhatian dunia. Acara tersebut dihadiri tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai bidang, terutama para miliarder teknologi yang mendominasi daftar orang terkaya di dunia.

Kehadiran mereka memicu diskusi mengenai potensi pengaruh besar industri teknologi dalam politik dan kebijakan AS.

Dilansir dari detikInet, tiga miliarder teknologi terkaya di dunia, yakni Elon Musk, Jeff Bezos, dan Mark Zuckerberg, menjadi sorotan utama. Elon Musk, pemilik Tesla dan SpaceX, yang dinobatkan sebagai orang terkaya dunia dengan kekayaan mencapai US$ 433,9 miliar, hadir sebagai salah satu tamu kehormatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musk juga dikabarkan akan menjabat sebagai kepala Department of Government Efficiency (DOGE), departemen baru dalam pemerintahan Trump yang bertujuan meningkatkan efisiensi birokrasi.

Jeff Bezos, pendiri Amazon dengan kekayaan senilai US$ 239,4 miliar, dan Mark Zuckerberg, CEO Meta yang mengelola platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, turut menghadiri acara tersebut. Kekayaan Zuckerberg tercatat mencapai US$ 211,8 miliar, menjadikannya orang terkaya ketiga di dunia.

ADVERTISEMENT

Selain ketiganya, sejumlah eksekutif penting Silicon Valley juga hadir. Di antaranya adalah CEO Apple Tim Cook, CEO Alphabet Sundar Pichai, dan pendiri OpenAI Sam Altman.

Total kekayaan gabungan para miliarder yang hadir diperkirakan melebihi US$ 1 triliun.

Bahkan Bernard Arnault, pendiri LVMH dari Prancis yang memiliki kekayaan US$ 181,3 miliar, turut hadir bersama keluarganya, meski bukan dari industri teknologi.

Hubungan dekat Trump dengan para miliarder ini memicu kekhawatiran, terutama dari kelompok oposisi. Senator Elizabeth Warren mengkritik kedekatan mereka secara terbuka melalui unggahan di X (sebelumnya Twitter).

"Para miliarder Big Tech duduk di barisan terdepan pada pelantikan Trump. Mereka bahkan memiliki kursi yang lebih baik daripada pilihan kabinet Trump sendiri," cetusnya.

Presiden sebelumnya, Joe Biden, juga telah memberikan peringatan keras tentang bahaya oligarki teknologi dalam pidato terakhirnya.

"Saat ini, sebuah oligarki sedang terbentuk di Amerika dengan kekayaan, kekuasaan, dan pengaruh sangat besar yang secara harfiah mengancam seluruh demokrasi kita, hak-hak dasar kita, dan kesempatan adil bagi semua orang untuk maju," tegasnya.

Biden mengkritik penyebaran disinformasi yang menurutnya didorong oleh para pemimpin teknologi yang haus kekuasaan.

"Rakyat Amerika terkubur di bawah longsoran misinformasi dan disinformasi yang memungkinkan penyalahgunaan kekuasaan. Pers bebas sedang runtuh, pemeriksaan fakta diabaikan, dan kebohongan mendominasi," ujarnya.

Kedekatan Trump dengan para miliarder teknologi seperti Musk, Bezos, dan Zuckerberg dikhawatirkan semakin menguatkan pengaruh mereka dalam kebijakan pemerintah. Biden mencatat bahwa meskipun inovasi teknologi membawa manfaat besar, konsentrasi kekayaan dan kekuasaan di tangan segelintir orang dapat mengancam demokrasi.

Upacara pelantikan itu juga mencerminkan hubungan yang semakin erat antara industri teknologi dan pemerintahan Trump. Para miliarder teknologi tidak hanya mendapat tempat duduk istimewa di pelantikan, tetapi juga disebut-sebut akan memiliki peran signifikan dalam pemerintahan baru.

Artikel ini telah tayang di detikInet Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads