Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram mencatat retribusi pasar di daerah tersebut per pertengahan Desember 2024 baru sekitar 80 persen dari total target. Banyaknya pedagang yang ogah membayar disebut sebagai penyebab belum tercapainya target retribusi pasar di Mataram.
"Memang belum tercapai 100 persen, tapi yang jelas setiap tahun ada kenaikan. Sekarang baru mencapai Rp 6 miliar lebih dari target Rp 7 miliar. Anggap saja retribusi kami baru 80 persen dari target," kata Kepala Disdag Kota Mataram Uun Pujianto saat dikonfirmasi detikBali di Mataram, Selasa (17/12/2024).
Uun menyoroti banyaknya pedagang yang tidak membayar retribusi, terutama saat momen hari raya keagamaan. Menurut dia, para pedagang hanya membayar retribusi saat berjualan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada momen itu (hari raya) yang bayar retribusi hanya sedikit, jadi tidak memenuhi target," tutur Uun.
Selain itu, Uun menyebut sepinya pedagang di sejumlah pasar tradisional juga memengaruhi belum tercapainya target retribusi pasar di Kota Mataram. Menurutnya, retribusi pasar saat ini banyak ditopang oleh pasar tradisional besar seperti Pasar Kebon Roek, Pasar Mandalika, Pasar Sayang-Sayang, hingga Pasar Pagesangan.
"Selain itu ada juga support dari Pasar ACC, Pasar Karang Sukun, hingga Pasar Cemare dalam membantu retribusi pasar kami di tahun ini. Hingga akhir tahun, sepertinya retribusi kami belum bisa mencapai 100 persen," pungkasnya.
(iws/hsa)