3.000 Liter Pertamax Bocor, SPBU di Jembrana Tutup Sementara

3.000 Liter Pertamax Bocor, SPBU di Jembrana Tutup Sementara

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Senin, 25 Nov 2024 19:23 WIB
Kebocoran pipa di SPBU 54.822.03 Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana mengakibatkan tumpahan pertamax meluber ke got pemukiman warga, Senin (25/11/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Foto: Kebocoran pipa di SPBU 54.822.03 Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana mengakibatkan tumpahan pertamax meluber ke got pemukiman warga, Senin (25/11/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

SPBU 54.822.03 Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Bali, tutup sementara akibat pipa bahan bakar minyak (BBM) bocor sejak Kamis (21/11/2024). Pihak SPBU tengah berupaya mengatasi masalah tersebut.

Manager SPBU 54.822.03, Anak Agung Surya, telah mengetahui adanya kebocoran pada pipa sejak Kamis malam. Kemudian pada Minggu (24/11/2024) petugas kebersihan menemukan adanya tumpahan bahan bakar di got sebelah timur SPBU.

"Tanda-tanda bocor sudah terlihat Kamis malam, jadi kami langsung cek," ujar Surya saat ditemui detikBali, Senin (25/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat kejadian ini, diperkirakan sekitar 3.000 liter Pertamax tumpah dan mengalir ke got. Pihak SPBU dibantu Pemadam Kebakaran (Damkar) Jembrana menyemprotkan air deterjen dan menutup saluran air agar tumpahan BBM tidak semakin meluas.

"Pertama itu disemprot air isi deterjen. Terus kami tutup saluran agar tidak menyebar, kami urug tanah, nanti setelah kering kami perbaiki," terang Surya.

ADVERTISEMENT

Surya telah menghentikan sementara penjualan Pertamax untuk melakukan perbaikan. "Kami off penjualan, kebocoran sudah diketahui di pipa. Kami akan melakukan pergantian nantinya," jelasnya.

Sebelumnya, pipa saluran BBM diduga bocor di SPBU 54.822.03 Loloan Timur, Minggu (24/11/2024). Kebocoran pipa menyebabkan tumpahan Pertamax menggenangi got di sekitar SPBU. Kondisi ini menarik perhatian warga sekitar yang bahkan nekat mengambil tumpahan Pertamax tersebut.

"Bau (Pertamax) itu sudah tercium sekitar tiga hari yang lalu. Saya kira bau dari dalam SPBU karena sering hujan. Saya dan penjual sate di sebelah timur pertamina ini berjualan seperti biasa, tadi baru dilarang hidupkan api oleh petugas," ungkap salah seorang warga penyanding, Mintarno (50) saat ditemui detikBali, Minggu.




(nor/iws)

Hide Ads