Ekspor NTB Merosot Rp 1,66 Triliun Sepanjang Oktober 2024

Ekspor NTB Merosot Rp 1,66 Triliun Sepanjang Oktober 2024

Nathea Citra - detikBali
Jumat, 15 Nov 2024 17:37 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin, Jumat (15/11/2024). (Nathea Citra/detikBali)
Foto: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin, Jumat (15/11/2024). (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Nilai ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) sepanjang Oktober 2024 kembali merosot. Kali ini ekspor NTB turun hingga 56,95 persen atau senilai US$ 105,10 juta atau setara Rp 1,66 triliun (kurs Rp 15.882).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin mengatakan penurunan yang terjadi secara terus menerus ini disinyalir karena produksi tambang yang sedang menurun. Yakni di angka US$ 238,93.

"Sementara ekspor tambang pada Oktober 2024 senilai US$ 98 juta. Penurunannya sampai 58,72 persen di Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan karena adanya penurunan dari sisi produksi, di mana produksi ini akan dipersiapkan untuk smelter," kata Wahyudin di Mataram, Jumat (15/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyudin menuturkan meski nilai ekspor Oktober 2024 mengalami penurunan, kelompok komoditas barang galian atau tambang nonmigas masih menjadi kelompok ekspor yang paling dominan jika dibandingkan dengan kelompok ekspor lainnya. Negara tujuan ekspor barang galian tambang hanya satu, yakni India.

"Dari informasi yang kami dapatkan, hanya ada satu kapal yang keluar dari Benete (yang melakukan ekspor ke India)," imbuh Wahyudin.

ADVERTISEMENT

Dari data BPS NTB, kelompok komoditas barang galian tambang nonmigas melakukan ekspor senilai US$ 98,6 juta atau sekitar 93,84 persen. Kemudian disusul komoditas ikan dan udang (US$ 3,2 juta atau setara 3,11 persen) dan perhiasan (US$ 1,3 juta atau setara 1,24 persen).

"Kemudian ada komoditas daging dan ikan olahan US$ 838 ribu atau setara 0,80 persen, buah-buahan senilai US$ 378 ribu, komoditas garang dan belerang senilai US$ 317 ribu. Lalu ada komoditas lainnya senilai US$ 364 ribu," ujarnya.

Menurut negara tujuan, ekspor NTB pada Oktober 2024 didominasi oleh India dengan nilai ekspor US$ 99 juta. Kemudian disusul Amerika Serikat senilai US$ 4,1 juta, Australia US$ 988 ribu, China dengan nilai US$ 340 ribu, dan Jepang US$ 199 ribu.

Sementara itu, jika ekspor NTB mengalami penurunan untuk kesekian kalinya, impor NTB pada Oktober 2024 mengalami kenaikan hingga 97 persen atau setara US$0 30,18 juta. Impor kali ini dipengaruhi oleh komoditas mesin-mesin pesawat mekanik senilai US$ 17,5 juta atau setara 57 persen.

Kemudian disusul komoditas karet dan barang (US$ 5,9 juta atau 19,66 persen), bahan peledak (US$ 2,7 juta atau setara 8,97 persen), benda-benda dari besi dan baja (US$ 1,17 juta atau setara 3,9 persen), mesin atau peralatan listrik (US$ 1,04 juta atau 3,48 persen), serta komoditi lainnya.

"Untuk impor, mesin-mesin pesawat mekanik yang paling mendominasi, bahkan angkanya melebihi 50 persen, yakni 57,99 persen dengan nilai impor US$ 17,5 juta," jelas Wahyudin.

Nilai impor NTB pada Oktober 2024 didominasi oleh China dengan nilai impor US$ 11,7 juta atau setara 38,92 persen. Disusul Jepang (US$ 5,9 juta atau 19 persen), Amerika Serikat (US$ 5,4 juta atau sekitar 18,06 persen), Philipina (US$ 2,8 juta atau 9,28 persen), serta Prancis (US$ 1,6 juta atau sekitar 5,57 persen).




(nor/nor)

Hide Ads