Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeklaim kenaikan harga beras di pasaran tidak akan mengganggu ketersediaan stok beras di gudang Bulog. Saat ini, ada sekitar 44 ribu ton beras di gudang Bulog yang siap digelontorkan. Persediaan beras Bulog itu disebut masih aman sampai akhir tahun.
"Ketahanan stoknya masih (untuk) empat bulan (ke depan)," kata Wakil Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog NTB Musazdin Said kepada detikBali, Senin (7/10/2024).
Untuk diketahui, harga beras di Kabupaten Lombok Tengah mulai merangkak naik pascakemarau yang berkepanjangan. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Tengah, harga masing-masing jenis beras naik Rp 1.000 per kilogram (kg).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, beras jenis premium berbagai merek naik dari Rp 15 ribu menjadi Rp 16 ribu per kg. Kemudian, beras Ramos dari Rp 13.500 menjadi Rp 14.500 per kg dan beras merek Tanjung yang semula Rp 14 ribu menjadi Rp 15 ribu per kg.
Sementara itu, data Dinas Perdagangan (Disdag) NTB menyebutkan harga beras medium jenis C4 di sejumlah pasar tradisional juga mulai naik sejak beberapa hari terakhir. Beras jenis C4 naik dari Rp 13 ribu menjadi Rp 14.667 per kg.
"Kalau data yang kami dapat dari Dinas Pertanian dan Bapanas, memang ada kenaikan beras. Tapi (kenaikannya) baru di kisaran Rp 500 per kilogram," jelas Musazdin.
Selain beras, harga bahan pokok lainnya seperti minyak goreng dan gula pasir juga merangkak naik. Harga minyak goreng kini menjadi Rp 18 ribu dari yang sebelumnya Rp 16 ribu per liter. Demikian pula gula pasir yang kini menjadi Rp 16 ribu dari harga semula Rp 14 ribu per kg.
"Harganya naik, dari Rp 500-1.000 per kilogram. Harga mulai naik kira-kira satu minggu ini lah," kata Rukmi, salah satu pedagang beras di Pagesangan, Kota Mataram.
Pedagang beras lainnya, Rus, setali tiga uang. Menurutnya, harga beras jenis premium yang dia jual naik sekitar Rp 1.000 per kg. Ia berharap harga beras dan bahan pokok lainnya segera normal.
"Ada yang tetap beli, ada juga yang beralih ke beras Ramos. Semoga kenaikannya tidak terlalu lama," ujar Rus.
Musim Kemarau di NTB
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB Muhammad Taufieq Hidayat menyebut saat ini NTB tengah memasuki musim kemarau. Menurutnya, masih ada petani yang melakukan pola tanam dengan memanfaatkan pompanisasi dari air sungai yang masih tercukupi.
Menurut Taufieq, para petani perlu terus menanam padi sebagai upaya menstabilkan harga beras di pasaran. Sejauh ini, para petani di NTB sudah berhasil memanen sekitar 1,262 juta ton gabah.
"Kalau kita nggak tanam padi, bagaimana kita mau menstabilkan harga beras di pasaran? Makanya petani saat ini sedang menanam padi (menggunakan pola tanam pompanisasi), biar beras di NTB bisa terus stabil, ada stoknya," kata Taufieq.
(iws/iws)