Indonesia Ingin Jadi Pemain Utama Industri Penerbangan

BIAS 2024

Indonesia Ingin Jadi Pemain Utama Industri Penerbangan

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 19 Sep 2024 20:26 WIB
Pengunjung melihat pameran industri penerbangan di Bali International Air Show di Bandara Ngurah Rai Bali, Kamis (19/9/2024).
Pengunjung melihat pameran industri penerbangan di Bali International Air Show di Bandara Ngurah Rai Bali, Kamis (19/9/2024). (Foto: Karsiani Putri/detikBali)
Badung -

Sebanyak 60 ekshibitor meramaikan ajang Bali International Air Show (BIAS) 2024 di Bandara Ngurah Rai, Bali. Mereka memamerkan beragam produk unggulan industri dirgantara.

BIAS 2024 yang digelar pada 18-21 September ini menjadi ajang pertunjukan produsen dan user dirgantara tingkat internasional.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan jumlah ekshibitor tersebut telah melampuai ekspektasi. Dia berharap ke depan Indonesia akan memiliki air show secara reguler.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini event pertama kita setelah 28 tahun. Jadi, para ekshibitor negara sahabat yang hadir di Bali Air Show ini cukup melebihi ekspektasi kami semua karena beberapa air show di dunia yang sudah terkenal itu dulu dimulainya juga kecil. Mungkin dengan 10 ekshibitor," sebutnya di sela-sela kegiatan BIAS 2024 di Bandara Ngurah Rai Bali, Kamis (19/9/2024).

Sebelumnya Kemenko Marves menargetkan sedikitnya 6 ribu orang dari berbagai negara berkunjung dan menyaksikan atraksi dan pameran dirgantara itu. Dalam dua hari event digelar, pengunjung yang datang cukup banyak, baik domestik maupun mancanegara.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, output yang diharapkan pihaknya melalui BIAS 2024 adalah terbentuknya lebih banyak hubungan rantai pasok antara produsen domestik dengan customer di industri aviasi dunia. Selain itu, sambung Jodi, pemerintah Indonesia dapat meniru teknologi industri aviasi negara lain yang menjadi ekshibitor.

"Seperti China contohnya, sudah sangat bagus aircraft-nya, (misal) Comac itu sekarang sudah tidak kalah dengan Airbus dan Boeing," ujarnya.

Di sisi lain, dia menjelaskan secara geografis dan penduduk Indonesia tak bisa menghindari bahwa industri aviasi harus menjadi industri prioritas untuk Indonesia. Namun, tantangannya adalah bagaimana Indonesia dapat terus mengembangkan infrastruktur serta pengadaan pesawat.

"Jadi, kita harus mengetahui hal ini dengan jelas dan itu menjadi tantangannya. Sebenarnya sekarang banyak solusi kalau kita bisa bekerja sama dengan teknologi provider yang bisa membantu kita dalam merencanakan rute, utilitas pesawat, dan peningkatan efisiensi," bebernya.

Dia mengungkapkan Indonesia ingin menjadi pemain utama di industri penerbangan. Harapannya dapat menduduki posisi empat di dunia dalam industri penerbangan.

"Tentulah kami ingin Indonesia jangan hanya jadi pasar atau kita kalau melakukan transaksi kok harus di negara lain, (atau) di air show negara lain. Padahal kita pasar besar. Kenapa kita tidak punya air show sendiri, kenapa tidak orang melakukan transaksi di sini," ucapnya.

Ada beberapa perusahaan terkemuka yang berpartisipasi dalam BIAS 2024, di antaranya Airbus, Bell Helicopters, Boeing, Brahmos, Dassault Aviation, Embraer, Garuda Indonesia, hingga Thales.




(dpw/gsp)

Hide Ads