Kini semakin banyak perusahaan atau rintisan (startup) di bidang kendaraan listrik. Hal itu seiring upaya pemerintah pusat dan Bali yang gencar mengedukasi masyarakat agar bersedia beralih menggunakan kendaraan listrik, baik motor maupun mobil.
I Gusti Ngurah Putra Darmagita adalah salah satu warga Bali turut membangun rintisan yang bergerak di bidang reparasi dan jual motor listrik. Namanya Electric Wheel yang Jalan Antasura Nomor 50, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.
Putra menceritakan awal mula terjun ke dunia motor listrik. Putra awalnya diajak sang ayah untuk melihat balapan motor. Dari situ muncul kesenangan Putra pada dunia otomotif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putra kemudian meminta disekolahkan kejuruan teknik mesin. Lulus sekolah menengah kejuruan (SMK), ia melanjutkan studinya di jurusan yang sama ke Politeknik Negeri Bali (PNB) dan Universitas Udayana (Unud).
Saat masih mahasiswa, tepatnya pada 2007, Putra yang memang hobi reparasi motor awalnya hanya membuka bengkel biasa dengan bermodalkan duit dari orang tua. "Belum bengkel listrik, tetapi di sana saya sudah tertarik yang ramah lingkungan," ujar Putra saat ditemui detikBali, Minggu (15/9/2024).
Pada 2021, Putra bersama temannya ingin membuat motor listrik dan mencoba mendirikan rintisan. Berbagai macam eksperimen sempat ia coba, mulai dari motor bertenaga gas, tenaga angin hingga tenaga arak.
"Karena suka yang berbau ramah lingkungan, energi terbarukan, di 2021 saya sama teman partner saya bikin Electric Wheel ini, memang saya bikin startup, kami cari-cari pendanaan," lanjut pria lulusan SMKN 1 Denpasar itu.
Electric Wheel hingga sekarang dapat menerima produk motor listrik dari brand mana saja. Kini, bengkel Electric Wheel sudah berlisensi resmi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Meski demikian, Putra mengungkapkan jika rintisan bengkelnya hingga kini belum menguntungkan. Namun, ia tidak memikirkan itu. Putra ingin menjadi orang yang turut mendukung emisi nol bersih.
![]() |
Pada sisi lain, Putra melihat masyarakat belum cukup peka untuk memakai kendaraan listrik. Perlu ada edukasi yang masif dari pemerintah dan stakeholder terkait untuk menyosialisasikan kendaraan listrik.
"Mereka mampu sebenarnya, tetapi masih menunggu, masih takut. Karena masyarakat kita trennya itu suka ikut-ikutan. Kalau sudah banyak (yang memakai kendaraan listrik), pasti kita nggak perlu promosi, pasti banyak yang cari," beber Putra.
Selain itu, lanjut Putra, masyarakat masih kurang paham terhadap motor listrik. Padahal, jika dihitung-hitung, lebih hemat menggunakan motor listrik dibandingkan yang memakai bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Putra, masyarakat tidak perlu ragu untuk beralih ke motor listrik meskipun harganya terbilang cukup mahal. Menurutnya, harga baterai yang tinggi membuat nilai pasaran lebih mahal dibandingkan motor menggunakan BBM.
Putra menyarankan masyarakat untuk membeli unit motornya saja. Sementara baterai motor cukup berlangganan di stasiun pengisian yang telah tersebar.
"Sama kayak internet, kalau internet kan ada kuota ya, misalnya beli Rp 10 ribu dapat berapa giga. Di baterai sama skemanya begitu, misalnya beli Rp 20 ribu dapat 100 kilometer," beber pria asal Ubud, Gianyar itu.
"Ada juga yang unlimited, jadi tinggal bayar Rp 300 ribu bebas sepuasnya selama 30 hari," tandas Putra.
(iws/iws)