Kadin Sebut Lapangan Kerja Minim Akar Kemiskinan di NTT

Manggarai Barat

Kadin Sebut Lapangan Kerja Minim Akar Kemiskinan di NTT

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 08 Sep 2024 21:58 WIB
Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan Kadin Indonesia Jaya Wahono di kegiatan Impact Investment Day di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (8/9/2024).
Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan Kadin Indonesia Jaya Wahono di kegiatan Impact Investment Day di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (8/9/2024). (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Jaya Wahono mengatakan keterbatasan lapangan kerja menjadi penyebab utama terjadinya kemiskinan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu ditegaskan Jaya seusai kegiatan Impact Investment Day (IID) 2024 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (8/9/2024).

"Perlu diketahui masalah kemiskinan terutama di daerah-daerah tertinggal seperti di NTT ini akar utamanya adalah lapangan kerja," kata Jaya.

Warga NTT, kata Jaya, banyak yang pergi mencari kerja di Jawa, Bali, atau daerah lain karena terbatasnya lapangan pekerjaan di daerahnya. Namun mereka yang mencari kerja di luar NTT tak semuanya bernasib baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau lapangan kerja tidak tersedia tentu orang NTT harus keluar dari NTT mencari lapangan pekerjaan di Jawa. Ketika mereka datang di Jawa mungkin karena tidak dekat dengan saudara, tidak dekat dengan teman-temannya akhirnya semakin sulit mendapatkan kesejahteraan," ujar Jaya.

Menurut dia perlu banyak investor yang masuk ke NTT sehingga bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Kadin sendiri mendorong NTT menjadi tujuan investasi.

ADVERTISEMENT

"Kami ingin mendorong NTT ini menjadi tujuan investasi dan masyarakat yang sudah melakukan bisnis di lingkungannya atau usaha di lingkungannya mau tinggal di NTT dan mempekerjakan saudara-saudaranya dan tetangganya dan juga masyarakat lokal sehingga tidak perlu lagi masyarakat NTT mencari pekerjaan di Jawa," tegas Jaya.

"Tujuan kami adalah mencoba menciptakan lapangan kerja di NTT bukan di Jawa," lanjut dia.

Jaya mendorong Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten/Kota di provinsi tersebut untuk bermitra dengan Kadin sehingga bisa membuka peluang investasi di daerah tersebut. Menurut dia Kadin bisa bisa mempromosikan peluang usaha dan bisnis di daerah tersebut untuk bisa menarik investor.

"Kami imbau agar pemda juga berinteraksi dengan Kadin daerah secara intensif, tidak berhenti di acara-acara besar tapi juga selalu melakukan komunikasi yang aktif baik itu peluang investasi, peluang perdagangan maupun hal-hal lain," katanya.

Jaya kemudian mengungkapkan fenomena investor luar negeri yang kini aktif mencari investasi di bidang usaha yang bisa memberi dampak sosial dan lingkungan. Perubahan iklim yang terjadi saat ini mendorong investor mencari investasi yang berdampak sosial dan lingkungannya.

"Kenapa tidak mencari investasi besar seperti infrastruktur, pelabuhan, jalan dan sebagainya karena mereka melihat adanya fenomena perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia. Mereka melihat perubahan iklim ini, kalau kita ingin menjadi masyarakat yang lebih sejahtera di kemudian hari dan ini penting untuk anak cucu kita, kita tidak bisa hanya berfokus pada infrastruktur yang besar," jelas Jaya.

"Kita harus juga mencari investasi-investasi yang berdampak positif terhadap lingkungan dan sosial di mana kita tinggal. Dengan demikian investor ini yang mencari perusahaan yang ingin mereka bantu untuk berkembang lebih besar," lanjut dia.

Adapun IID 2024 di Labuan Bajo itu digelar pertama kali oleh Kadin Indonesia dan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) untuk mendorong ekonomi restoratif dan berkelanjutan. IID yang dihadiri ratusan orang dari dalam dan luar negeri itu dirancang sebagai wadah untuk menghubungkan penggerak dampak (impact drivers) seperti perusahaan sosial, organisasi komunitas, dan LSM, dengan pendukung dampak (impact enablers), termasuk investor, donor, dan organisasi filantropi.

IID ini bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, dengan mengusung tema "Championing Sustainable and Restorative Initiatives in Indonesia". IID bertujuan mendorong inisiatif restoratif dan berkelanjutan dengan menghubungkan para inisiator dengan investor maupun pemangku kepentingan lainnya.

"Kadin berharap dengan adanya Impact Investment Day ini bisa memberikan dorongan kepada impact driver atau istilahnya socialpreneur untuk tetap melakukan perbaikan di lingkungannya masing-masing sehingga bisnis mereka berkelanjutan dan kemudian bisa ditiru di seluruh Indonesia," tandas Jaya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads