BPS Ungkap Perawatan Pribadi Jadi Penyebab Utama Inflasi di NTB Agustus 2024

BPS Ungkap Perawatan Pribadi Jadi Penyebab Utama Inflasi di NTB Agustus 2024

Nathea Citra - detikBali
Senin, 02 Sep 2024 21:51 WIB
Ilustrasi inflasi
Ilustrasi inflasi. (Foto: Freepik/freepik)
Mataram -

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat terjadi inflasi secara month to month (m-to-m) pada Agustus 2024 sebesar 0,06 persen. BPS mengungkap kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pemicu utama inflasi di NTB pada Agustus 2024.

"Kelompok pengeluaran perawatan pribadi ini jadi andil terbesar, bahkan angkanya setengah dari inflasi kita yang sebesar 0,06 persen," kata Kepala BPS NTB Wahyudin, Senin (2/9/2024).

Selain perawatan pribadi dan jasa lainnya, ada beberapa kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi NTB. Di antaranya, transportasi sebesar 0,02 persen, kesehatan 0,01 persen, penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,01 persen. Sementara, untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,01 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada pula beberapa komoditas yang turut andil pada inflasi kali ini, di antaranya, udang basah 0,08 persen, daging ayam ras (0,07 persen), ikan layang (0,04 persen). Kemudian disusul emas perhiasan (0,04 persen) hingga beras (0,03 persen).

ADVERTISEMENT

"Harga emas memang sedang naik. Tidak hanya di NTB, tapi juga mengalami kenaikan di beberapa wilayah di NTB," jelasnya.

Meski harga sejumlah komoditas naik, ada juga beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Di antaranya, bawang merah 0,08 persen, tomat sebesar (0,06 persen) kacang panjang (0,05 persen), ikan tongkol dan jagung manis, (0,02 persen). Selanjutnya, telur ayam ras, kangkung, kol putih, sawi hijau, wortel, semangka, daun bawang, anggur, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi menuturkan NTB harus mewaspadai dampak inflasi dari perayaan maulid nabi. Pasalnya, maulid nabi dirayakan selama satu bulan penuh.

"Potensi kenaikan (harga komoditas) akan terjadi. Misalkan saja pada daging ayam ras dan beras, ke depan akan kami waspadai (lonjakannya)," kata Gita, Senin.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads