Harga tomat di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) anjlok sejak satu bulan terakhir. Musababnya, para petani ramai-ramai menanam tomat hingga pasokannya melimpah.
"Karena harga (tomat) yang tinggi kemarin, para petani ramai-ramai tanam tomat. Banjirlah sekarang (tomat melimpah), jadinya surplus. Kalau sudah surplus, ya pasti harga pasar turun," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB Baiq Nelly Yuniarti, Minggu (28/7/2024).
Nelly mengungkapkan para petani menanam tomat pada waktu yang nyaris bersamaan. Menurutnya, pola tanam tomat hanya membutuhkan air yang sedikit. Walhasil, komoditas tomat melimpah meskipun panen saat musim kemarau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di samping karena stok surplus, daya beli masyarakat kita sedang cooling down," jelas Nelly.
Nelly berharap Dinas Pertanian NTB bisa memberikan penyuluhan terkait pola tanam kepada para petani di NTB. Dengan begitu, tidak ada lagi panen dalam waktu bersamaan yang membuat harga tomat menjadi anjlok.
"Jadi bukan hanya pasar saja, hilirnya saja yang kita salahkan, hulunya juga harus diperhatikan," imbuhnya.
Rohmah, salah satu pedagang di Pasar Mandalika, Kota Mataram, membenarkan harga tomat turun drastis dalam sebulan terakhir. Awalnyanya, harga tomat sempat menyentuh belasan ribu rupiah per kilogram (kg).
"Tapi minggu-minggu ini turun terus. Dari Rp 5.000 per kg (pekan lalu), sekarang jadi Rp 2.500 per kg," kata Rohmah, Minggu.
Pedagang sembako lainnya, Nila, setali tiga uang. Perempuan yang berjualan di Pasar Pagesangan, Kota Mataram, itu juga mengeluhkan harga tomat yang terus anjlok.
"Minggu lalu harga tomat masih di Rp 8.000 per kilogram, tapi hari ini sudah Rp 4.000 per kilogram. Kata pengepulnya, stok dari petaninya lagi banyak. Jadi dijual murah," kata Nila.
(iws/iws)