Motor Bekas Laris Diburu Jelang Tahun Ajaran Baru

Agus Eka Purna Negara, Aryo Mahendro - detikBali
Kamis, 04 Jul 2024 20:44 WIB
Foto: Salah satu diler motor bekas di kawasan Dalung, Badung, Kamis (4/7/2024). (Agus Eka/detikBali)
Badung -

Orang tua siswa tidak hanya disibukkan dengan urusan mencari sekolah baru bagi anak-anak mereka saat akan naik tingkat tiap tahun pelajaran baru. Aktivitas jual-beli motor juga mewarnai musim libur sekolah.

Para orang tua siswa yang anaknya bersiap masuk SMA/SMK berbondong-bondong membelikan kendaraan. Salah satu pilihannya motor bekas. Sejumlah showroom atau dealer penjual motor bekas laris-manis. Seperti yang dialami beberapa penjual motor bekas di Kabupaten Badung, Bali. Para pemilik dealer motor bekas mengakui orang-orang meminati motor bekas karena alasan harga lebih ekonomis.

"Bagaimana caranya anak-anak mereka itu punya motor baru, tapi tidak keluar dana lebih. Katanya (pembeli) dipakai anaknya sekolah. Cukup membantu lebih irit, misalnya sekitar Rp 5 juta," ujar Bagus Danu, pemilik Sidan Motor Dalung, Kuta Utara, Badung, Kamis (4/7/2024).

Bagus mengatakan sebagian besar orang tua siswa terkendala waktu mengantar anaknya sekolah karena bekerja. Apalagi jarak rumah siswa jauh dari lokasi sekolah.

"Nggak seperti dulu murid itu kalau ke sekolah pasti dibonceng. Sekarang semua ingin punya motor setelah lihat temannya punya, atau orang tuanya sibuk nggak bisa ngantar sekolah," tuturnya.

Menurut Bagus, jenis matik paling banyak diburu karena lebih praktis untuk pemakaian dalam kota. Harga motor bekas pun bervariatif tergantung jenis, merk, kondisi dan tahun produksinya.

Misalnya motor matik keluaran 2022 ke bawah. Bagus Danu menjualnya antara Rp 15-20 juta per unit. Harga tersebut lebih murah sekitar Rp 5-7 juta dari harga motor baru.

"Zamannya matik. Paling banyak dibeli matik. Kalau modal Rp 8 juta sebetulnya dapat motor gigi (manual). Tapi peminatnya sekarang juga kurang," sambung pria asal Tabanan ini.

Setali tiga uang dengan Bagus Danu. Penjual motor bekas bernama Nyoman Suarsana alias Udin di Peguyangan Kaja, Denpasar, juga tak menampik motor bekas laku setiap tahun pelajaran baru. Khususnya laris dibeli anak-anak yang akan masuk SMA.

"Sesuai zaman. Larisnya jenis matik. Kalau manual kurang laku. Malahan sudah jarang yang beli. Kenapa matik juga karena menyesuaikan tinggi badan anak yang baru tamat SMP masuk SMA. Nggak tinggi-tinggi amat kan," ujar Udin.

Udin menyebut pembeli motor bekas tidak hanya dari Denpasar dan Badung, melainkan dari Gianyar, hingga Karangasem. Selain buka showroom, Udin juga jualan secara online di media sosial (medsos).

Udin mengeklaim kualitas motor bekas tidaklah buruk. Dia mengaku melakukan perawatan dan penggantian bagian-bagian yang rusak saat motor akan dijual. Sehingga pembeli tidak ragu membawa pulang motor bekas meski dengan harga miring sekalipun.

"Kalau saya pribadi setiap dapat motor bekas, yang mau dijual lagi, wajib saya cek mesin. Misalnya ban sudah mulai gundul, wajib ganti. Ada cat mengelupas, repaint lagi, tapi nggak keluar uang banyak lah untuk perbaikan," ucapnya.

Walhasil, motor bekas tiap musim tahun ajaran baru bisa terjual antara 5-7 unit per bulan. Lebih banyak dibanding bulan biasa yang paling banyak terjual 5 unit per bulannya.

Penjualan motor bekas di Denpasar, halaman selanjutnya



Simak Video " Video: Perhatikan Hal Ini Sebelum Beli Seragam Sekolah Anak"

(hsa/hsa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork