700 Ribu Warga NTB Masih Miskin

700 Ribu Warga NTB Masih Miskin

Nathea Citra - detikBali
Senin, 01 Jul 2024 20:32 WIB
Telur ayam ras menjadi salah satu komoditas yang memengaruhi angka kemiskinan di NTB.
Foto: Telur ayam ras menjadi salah satu komoditi yang menyumbangkan garis kemiskinan di NTB. (Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumumkan jumlah penduduk miskin di NTB mencapai 12,91 persen atau sekitar 709,01 ribu orang per Maret 2024. Jumlah tersebut turun 0,94 persen poin atau lebih rendah 42,22 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di NTB sebesar 12,91 persen atau sekitar 709,01 ribu orang," kata Kepala BPS NTB Wahyudin, Senin (1/7/2024).

Wahyudin menyebut tingkat kemiskinan pada Maret 2024 ini sudah lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi COVID-19. Penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan sedikit lebih banyak, yakni 12,95 persen. Sementara, di perkotaan turun 12,86 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan kemiskinannya beda tipis antara pedesaan dengan perkotaan. Pada Maret 2024, tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 340,47 ribu, sedangkan di perkotaan mencapai 368,54 ribu orang. Dan penurunan kemiskinan di pedesaan lebih besar daripada di perkotaan," tuturnya.

Menurut Wahyudin, fenomena sosial ekonomi yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan pada Maret 2024 terdiri dari beberapa faktor. Yakni, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP), laju inflasi, pengeluaran konsumsi rumah tangga, hingga bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH).

"Alhamdulillah, pada Maret 2024, Provinsi NTB mengalami penurunan persentase penduduk miskin tertinggi kedua di Indonesia," jelasnya.

Sayangnya, penurunan kemiskinan di NTB terhalang oleh harga beberapa komoditas pokok yang meningkat selama Maret 2023 sampai Maret 2024. Di antaranya, harga beras yang naik sebesar 29,45 persen di perkotaan, dan 33,72 persen di pedesaan.

Komoditas lainnya yang memengaruhi angka kemiskinan, yakni daging ayam ras sebesar 3,29 persen di kota dan 6,83 persen di desa. Lalu ada telur ayam ras, dengan persentase di perkotaan sebesar 2,97 persen, sementara 3,28 persen di pedesaan.

"Contoh lainnya ada cabe rawit, tongkol, mi instan, bawang merah, hingga gula pasir, ini beberapa komoditas yang menjadi komoditas penyumbang besar terhadap garis kemiskinan (GK) di NTB pada Maret 2024," tandas Wahyudin.




(hsa/hsa)

Hide Ads