Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membeberkan faktor penyebab tiket pesawat domestik mahal. Ada dua faktor penyebab, yakni harga avtur yang mahal dan jumlah maskapai terbatas.
"Yang memengaruhi harga tiket itu 39,5 persen adalah BBM atau avtur. Avtur kita belum kompetitif," kata Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Dwi Marhen Yono di sela-sela Bali Beyond and Travel Fair (BBTF) 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (13/6/2024).
Marhen mengungkapkan harga avtur Indonesia lebih mahal Rp 4 ribu per liter dibandingkan Singapura. Harga avtur di Indonesia juga lebih mahal Rp 7 ribu per liter dibandingkan Dubai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, harga avtur di Dubai disubsidi Pemerintah Abu Dhabi sehingga harganya bisa lebih murah dibandingkan Indonesia. "(Harga avtur) itu berpengaruh nomor satu," ungkapnya.
Penyebab kedua harga tiket pesawat domestik mahal, yakni belum pulihnya jumlah pesawat di Indonesia pascapandemi COVID-19. Menurut Marhen, sebelum pandemi COVID-19, ada 1.200-an pesawat. Sementara untuk saat ini baru ada sekitar 800 pesawat.
Oleh sebab itu, jumlah pesawat yang tersedia saat ini baru sekitar 60 persen. Sedangkan pasar penumpang telah mencapai 100 persen. Pihak maskapai di Indonesia saat ini masih merangkak untuk bisa pulih layaknya sebelum pandemi COVID-19.
"Mereka hutangnya juga banyak sehingga kalau langsung ngambil 20 pesawat kayak dahulu, dia masih trauma juga karena tidak ada yang menjamin pandemi tidak datang lagi. Masalahnya itu juga sehingga kompleks permasalahannya," bebernya.
Marhen mengungkapkan ia juga kerap memprotes harga tiket pesawat domestik mahal pada berbagai rapat yang diikutinya. Misalnya, tiket pulang pergi Jakarta-Bali menggunakan salah satu maskapai bisa mencapai Rp 2 juta. Sedangkan ketika dari Jakarta menuju Singapura dengan maskapai yang sama harga tiket justru hanya Rp 500 ribu.
Penerbangan ke Singapura bisa lebih murah karena maskapai bisa mengisi ulang avtur di sana karena harganya selisih Rp 4 ribu per liter dibandingkan di Tanah Air. "Mereka terbang ke Jakarta dan di Jakarta tidak ngisi (avtur), balik lagi. Makanya (tiket pesawat ke Singapura) lebih murah," ungkapnya.
Marhen menegaskan penyebab harga avtur mahal di Indonesia bukanlah kewenangannya. Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan terkait hal tersebut.
"Targetnya Pak Presiden tahun depan (harga tiket pesawat) sudah bisa turun kayak sebelum COVID-19. Mulai dari maskapai biar normal juga, bisa mencukupi jumlah armada, avtur juga bisa kompetitif. Minimal dengan Singapura," ungkapnya.
(hsa/iws)