Kawasan Jimbaran Hijau di Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, menjadi titik percontohan penerapan aspal campur plastik di Bali, khususnya Badung. Pengaplikasian aspal plastik di Bali pun diharapkan semakin banyak.
Hal ini disampaikan pihak manajemen PT Chandra Asri saat meluncurkan showcase nasional aspal plastik di Bali yang dihadiri sejumlah perwakilan dinas terkait di kabupaten/kota di Bali, Selasa (11/6/2024). Sebagai lokasi percontohan, sudah ada jalan aspal bermaterial plastik sepanjang 442 meter di kawasan Jimbaran Hijau.
"Yang kami bangun ini melanjutkan dari apa yang kami kerjakan selama 5 tahun terakhir. Kami melihat perlu ada kelanjutan. Akhirnya kami membangun showcase nasional aspal plastik ini," kata Manajer Ekonomi Sirkular dan Kemitraan PT Chandra Asri Nicko Setyabudi, Selasa sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2018 hingga akhir 2023, pihaknya sudah menggelar total sekitar 120,8 kilometer jalan aspal dengan campuran sampah plastik di berbagai daerah. Inisiatif itu muncul setelah menerapkan hasil penelitian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2017.
Nicko menjelaskan pusat pameran aspal plastik nasional di Bali ini bisa jadi menjadi tempat belajar pemerintah daerah yang ingin membangun infrastruktur jalan aspal plastik. Ia menyadari tentu ada tahapan maupun studi di masing-masing pemerintah daerah sebelum memulai pemakaian aspal plastik di semua pembangunan jalan di Bali.
"Secara teknis, Kementerian PUPR sudah siapkan juknis untuk digunakan pabrikan aspal. Bagaimana penyiapan plastik, teknis pencampuran, cara menggelar dan mendesain aspal plastik itu. Prinsipnya memperbanyak penggunaan sampah plastik untuk aspal di Indonesia," bebernya.
Meski secara tampilan tidak ada beda dengan aspal biasa, dia menjamin pemakaian aspal plastik punya tingkat ketahanan lebih baik. Harapannya lebih hemat dari sisi biaya untuk jangka panjang.
"Penerapan sampah plastik (aspal) ini dia bisa meningkatkan kualitas jalan. Stabilitas jalan tentu naik sehingga memperpanjang umur pakai dibanding aspal biasa sehingga lebih hemat secara jangka panjang," klaim Nicko.
Adapun sejumlah daerah yang sudah menerapkan pembangunan infrastruktur jalan dengan bahan aspal plastik ini. Di antaranya Kabupaten Garut, Jawa Barat; Kota Cilegon, Banten; Kota Kudus, Jawa Tengah; Kabupaten Tangerang, dan wilayah lain seperti Jakarta, Semarang, Depok, Tegal hingga Cikarang.
Menurut Nicko, sampah diolah diambil dari sejumlah TPA. Keterlibatan industri daur ulang dan ikatan pemulung di Indonesia sangat menentukan kendala pengumpulan sampah kresek untuk bahan baku aspal plastik.
Lurah Jimbaran I Wayan Kardiyasa mengapresiasi penerapan aspal plastik di salah satu ruas jalan di Jimbaran. Dia berharap pengaplikasian aspal plastik ini bisa bertambah.
Dia menyadari, pemakaian aspal hasil daur ulang tas kresek yang tidak punya nilai jual ini membantu meningkatkan kenyamanan pengendara. Sebab jalan yang menghubungkan wilayah Pecatu, Cengiling dan Jimbaran ini banyak dilalui turis maupun warga lokal.
"Jalan ini dulunya berdebu dan banyak dilalui pengendara sebagai jalan pintas antara Cengiling, Pecatu ke Jimbaran. Sebagian masih jalan bebatuan belum aspal semua," tukasnya.
(dpw/dpw)