Seni melukis daun lontar atau prasi yang digeluti warga Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, cukup diminati oleh wisatawan mancanegara. Dalam sebulan para perajin bisa meraih omzet hingga puluhan juta.
Salah seorang seniman prasi, I Nyoman Pasek, mengatakan bahwa saat ini cukup banyak turis asing yang tertarik dengan lukisan yang dibuat di atas daun lontar tersebut. Mungkin karena unik dan jarang ditemui di tempat lain.
"Penjualannya tergantung wisatawan yang datang ke sini. Kalau sedang ramai pasti laku banyak. Karena wisatawan banyak yang suka," kata Pasek, Sabtu (8/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa bulan terakhir wisatawan yang datang berkunjung ke Tenganan Pegringsingan cukup banyak, sehingga cukup berpengaruh terhadap penjualan lukisan miliknya. Dalam sebulan ia bisa menjual 30-50 lukisan daun lontar itu.
Adapun harga karya seni itu dibanderol dari Rp 100 ribu hingga Rp 3 juta, tergantung kerumitan dan ukuran.
Biasanya ia melukis barong, tokoh pewayangan, hewan, bunga, hingga cerita pewayangan. Untuk waktu pembuatan lukisan bunga, binatang, bisa selesai dalam 3 hari sedangkan untuk lukisan cerita pewayangan bisa sampai berbulan-bulan.
"Tapi, biasanya wisatawan lebih suka lukisan barong dan tokoh pewayangan dengan harga mulai dari Rp 400 ribu," ujar Pasek.
![]() |
Dengan jumlah lukisan yang terjual, dalam sebulan dia bisa meraup omzet Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. Ia juga berharap wisatawan yang datang ke Tenganan Pegringsingan semakin banyak supaya penjualan lukisan miliknya juga meningkat.
Hal senada juga dikatakan oleh seniman prasi lainnya Made Astawa. Ia juga mengaku penjualan lukisan miliknya mengalami peningkatan saat ini. Karena wisatawan yang datang lumayan ramai ditambah sebelumnya juga ada festival dan juga tradisi perang pandan. Jadi cukup berpengaruh terhadap penjualan.
"Penjualan tergantung wisatawan yang datang, tapi saat ini lumayan banyak yang laku terjual," kata Astawa.
"Seni ini tidak ada kadaluarsanya, setiap hari selalu buat, jika belum laku bisa disimpan dulu sampai nantinya ada yang beli," tandas Astawa.
(dpw/dpw)