Sebanyak 113 proyek senilai US$ 9,4 miliar dibicarakan dan disusun selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10. Ratusan proyek yang dikerjasamakan dengan negara peserta WWF itu salah satunya bertujuan menyediakan air minum dan pengelolaan limbah untuk 3,3 juta keluarga di dunia, termasuk Indonesia.
"Daftar proyek yang menjadi andalan dari berbagai negara sebanyak 113 proyek senilai US$ 9,4 miliar. Antara lain proyek percepatan pengadaan air minum bagi tiga juta rumah tangga dan pengolahan air limbah bagi 300 ribu rumah tangga," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di ITDC The Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (21/5/2024).
Basuki berharap semua proyek itu dapat segera terealisasi sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Terutama untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di negara-negara kepulauan yang pernah dibahas dalam forum Archipelagic and Island States (AIS) 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berbagai proyek ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di berbagai negara. Tidak hanya untuk Indonesia," kata Basuki.
Selain ratusan proyek tersebut, ada juga hal lain yang dibicarakan antara Indonesia dengan negara-negara peserta WWF yang terangkum dalam deklarasi para menteri. Antara lain, usulan Hari Danau Sedunia oleh Indonesia. Basuki mengatakan danau berfungsi sebagai bendungan alam dan sumber pasokan air yang penting bagi manusia.
Sehingga, Hari Danau Sedunia nantinya juga bertujuan melestarikan eksistensi danau. Kemudian, soal pendirian center of excellence untuk ketahanan air dan iklim. Tujuannya, berbagi pengetahuan untuk dorong pengembangan dan inovasi pengelolaan air dan sanitasi di Indonesia dan negara-negara Asia Pasifik.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada pusat penelitian mangrove yang dikerjasamakan dengan Uni Emirat Arab. Kantornya yang berlokasi di dekat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sudah diresmikan.
"Itu (pusat riset mangrove) adalah inisiatif Royal Highness Mohamed bin Zayed dengan Presiden RI Joko Widodo," kata Luhut.
Sementara itu, pembicaraan di tingkat parlemen selama WWF ke-10 menghasilkan empat hal. Antara lain akses air dan sanitasi, manajemen air yang inklusif, air sebagai kebutuhan dasar, serta diplomasi air untuk perdamaian.
"Dari pertemuan ini kami berharap ada aksi kongkret dan gotong royong antara parlemen dan pemerintah. Untuk dapat melakukan hal-hal kongkrit bagaimana mengatasi kelangkaan air, pengelolaan, dan pendanaan terkait anggaran. Sehingga ketahanan air di Indonesia dan dunia dapat diatasi bersama," kata Ketua DPR Puan Maharani.
Menurutnya, fungsi air tidak hanya untuk diminum saja. Kegunaan lain, air juga menjadi sumber bahan pangan, energi, dan kemajuan ekonomi. Karenanya, Puan melanjutkan, kemudahaan akses air bersih harus terus dijaga.
"Pemerintah juga harus belajar dari negara maju terkait tekonlogi (pengolahan air) karena akses itu hanya bisa didapat pemerintah. Kami mendorong pemerintah mendapatkan akses itu dan belajar," kata Puan.
(hsa/hsa)