Bank UBS Akan PHK Ribuan Karyawan di Seluruh Dunia

Internasional

Bank UBS Akan PHK Ribuan Karyawan di Seluruh Dunia

Ilyas Fadilah - detikBali
Jumat, 10 Mei 2024 20:28 WIB
The logo of Swiss bank UBS at its headquarters in London on May 5, 2017. / AFP PHOTO / Justin TALLIS
Raksasa bank Swiss, UBS. (Foto: AFP)
Bali -

Union Bank of Switzerland (UBS), raksasa perbankan asal Swiss, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya di seluruh dunia. PHK massal itu dilakukan untuk menekan biaya operasional.

Dilansir dari detikFinance, UBS melakukan efisiensi besar-besaran pada lini bisnisnya. Dengan PKH massal itu, UBS disebut bisa menghemat biaya operasional hingga ratusan triliun rupiah.

Adapun PHK massal ini akan dilakukan dalam lima tahap atau gelombang yang dimulai pada Juni 2024. Kemudian pemangkasan berikutnya akan dilakukan pada Agustus, September, Oktober, dan November.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diperkirakan bank ini akan memberhentikan sekitar 30.000-35.000 karyawannya dalam periode tersebut. Di mana pemangkasan terbesar diperkirakan terjadi pada gelombang pertama ini, yakni sebanyak 25-30% dari jumlah karyawan terdampak.

"Secara total, 50-60% mantan karyawan CS (Credit Suisse) mungkin akan diberhentikan selama lima putaran (PHK massal) tersebut," tulis detikFinace mengutip Reuters, Jumat (10/5/2024).

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, kabar rencana PHK massal ini sebetulnya sudah terdengar sejak awal Februari 2024. Saat itu dikatakan, pemangkasan jumlah karyawan ini sejalan dengan rencana perusahaan yang ingin menghemat biaya operasional hingga US$ 13 miliar atau Rp 204,19 triliun (kurs Rp 15.707) pada 2026.

Dalam catatan detikcom, rencana penghematan itu terungkap dalam laporan pendapatan terbaru perusahaan untuk kuartal IV 2023. Kemungkinan PHK akan lebih banyak setelah UBS caplok Credit Suisse.

"Strategi perusahaan fokus pada restrukturisasi dan optimalisasi bisnis gabungan untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan keuntungan yang lebih tinggi," kata CEO UBS Group AG, Sergio P. Ermotti dikutip dari CNBC, Rabu (7/2/2024).

Seperti diketahui, UBS setuju untuk membeli Credit Suisse pada Maret tahun 2023 dengan harga US$ 3 miliar sebagai bentuk penyelamatan yang ditetapkan otoritas Swiss demi mencegah kehancuran sektor perbankan. Kesepakatan yang terbesar dalam sejarah perbankan itu telah menciptakan aset lebih dari US$ 1,7 triliun.

Di sisi lain, UBS telah memangkas biaya sebesar US$ 4 miliar termasuk melalui PHK. Jumlah pegawai yang dikurangi pada kuartal keempat lebih dari 3.100, menjadikan jumlah PHK yang diumumkan tahun lalu di atas 16.000.

UBS memperkirakan akan menyelesaikan merger Credit Suisse pada akhir kuartal II-2024 dan merger operasi kedua bank di Swiss pada akhir kuartal III-2024. Perusahaan berencana meningkatkan dividen dan menyatakan akan melanjutkan pembelian kembali saham pada paruh kedua tahun ini.

Menurut laporan pendapatan, biaya operasional UBS naik 43% menjadi lebih dari US$ 5 miliar pada kuartal IV-2023. Sebagian besar disebabkan oleh biaya terkait biaya konsolidasi dan integrasi Credit Suisse, serta kompensasi untuk penasihat keuangan.

Dari jumlah tersebut, UBS memerlukan biaya sebesar US$ 60 juta untuk US Federal Deposit Insurance Corp. Hal itu guna memulihkan kerugian dana asuransi sehubungan dengan kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat tahun lalu.

Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Hide Ads