Harga rumah di Bali mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Bank Tabungan Negara (BTN) memberikan solusi untuk memiliki rumah di Bali dengan pemasukan masyarakat yang rata-rata hanya Rp 3 juta.
DRM Business Kantor Wilayah 3 BTN Carly Tambunan mengatakan ada tanah milik pemerintah yang harganya tidak bisa naik secara drastis yang bekerja sama dengan pengembang, yakni land bank.
Land bank, kata Carly, mempunyai salah satu komponen penilaian, yaitu biaya perizinannya. Komponen tersebut dapat menekan harga rumah menjadi sangat terjangkau dari awalnya 30 persen bisa menjadi 5-10 persen saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau misalnya itu bisa ditekan misal biaya perizinan 5-10 persen aja, itu harga rumah relatif lebih (terjangkau)," ungkap Carly di acara Journalist Convocation di Sanur, Denpasar, Jumat (26/4/2024).
Apalagi, Carly melanjutkan, kebijakan pemerintah juga membebaskan biaya pajak sampai bulan Juli untuk perumahan dengan kelas menengah ke atas.
Kemudian, ia juga berharap peran pemerintah dengan dana-dana abadi seperti jaminan kesehatan, ketenagakerjaan yang dikelola oleh pemerintah dapat dimanfaatkan untuk masyarakat yang ingin membeli rumah dengan harga yang murah.
"Jadi kalau penghasilannya tadi dibilang Rp 3 juta itu dapatnya rumah subisidi," lanjutnya.
Carly mengakui harga rumah subsidi di Bali masih terbilang tinggi dibandingkan di wilayah Jawa. "Kalau harga rumah di Bali subsidinya sudah Rp 180 juta. Beda dengan yang di Surabaya Rp 166 juta," lanjut Carly.
Selain itu, ia juga menyampaikan banyak stigma atau pemikiran bahwa mengambil KPR rumah dapat memiskinkan hidup. Menurutnya, banyak yang belum diketahui dan penerimaan informasi tidak lengkap yang diterima generasi milenial.
Pasalnya, nasabah mempunyai pilihan untuk menyelesaikan kreditnya. Misalkan, bisa membayar angsuran dan bunga sebelum jatuh tempo kreditnya.
"Jangan berpikir kalau misal lunas sesuai jangka waktunya, itu pilihan setiap milenial. Ya kalau mampu dana lebih silakan saja kalau ada penghasilan meningkat terus dimungkinkan bayar ekstra sebelum jatuh tempo, tapi ada konsekuensinya akan dikenakan penalti," beber Carly.
Dia menilai perlu ada edukasi lebih dari bank kepada generasi milenial yang tidak tahu bagaimana cara hitung-hitungan angsuran kredit rumah.
Carly mengatakan pada dasarnya untuk mengambil KPR rumah harus ada kemauan yang tinggi untuk membayar. Hal itu dapat dilihat dari Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK.
"Jadi pada waktu kita melihat debitur tersebut mengajukan kredit dan KPR, kita pastikan dulu SLIK OJK-nya," ungkapnya.
Apalagi, marak generasi milenial maupun Gen-Z yang terlilit pinjaman online (pinjol). Menurut Carly, itu sangat menghambat proses pemberian fasilitas kredit.
Selain itu, juga kemampuan dan kapasitas calon nasabah untuk membayar angsuran. "Yang terakhir yang menjadi pokok perhitungan atau pun dasar mitigasi untuk pembayaran angsuran tersebut adalah bagaimana keandalan agunannya," pungkas Carly.
(hsa/hsa)