Puluhan petani jagung di Desa Laju, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), membuang jagung hasil panen di jalan raya. Mereka juga memblokir akses jalan penghubung antarkecamatan.
"Aksi ini (buang hasil panen dan blokir jalan) sebagai bentuk protes petani terhadap anjloknya harga jagung," kata seorang petani jagung, Burhan, kepada detikBali, Sabtu, (13/2/2024).
Burhan mengungkapkan harga jagung saat ini berkisar Rp 4 ribu per kilogram (kg). Harga pembelian di gudang itu mengalami penurunan dalam beberapa hari. Padahal sehari sebelumnya, harganya Rp 4. 500 per kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mendesak ada kejelasan harga. Karena harga jagung hari kemarin Rp 4.500 per kg dan hari ini turun Rp 4 ribu per kg," ungkap petani 30 tahun ini.
Burhan menilai jika harga jagung masih bertahan di kisaran Rp 4 ribu per kg, otomatis para petani akan rugi, karena harga jualnya sangat jauh yang diharapkan. Menurutnya, dengan harga sebesar itu, uang kredit usaha rakyat (KUR) yang dipinjam di bank juga sulit dikembalikan.
"Rugi besar kalau harganya segini. Jangankan kembali modal, kembali dana KUR yang kami pinjam di bank saja tidak bisa," ujarnya.
Petani jagung lainnya, Abdul Majid, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB agar turun tangan memperjelas soal harga jagung. Sebab harga jagung saat ini terjun bebas dan dipermainkan oleh tengkulak.
"Karena tidak standar harga yang ditetapkan oleh pemerintah, harga jagung kini terjun bebas," ujar Majid.
Menurut dia, harga beli jagung saat ini tidak sesuai dengan tingginya biaya operasional tanam jagung. Petani membutuhkan biaya besar untuk membeli bibit, pestisida, biaya tanam hingga biaya operasional saat panen.
"Percuma tanam jagung banyak-banyak, tapi harganya anjlok," katanya Majid.
Terpisah, Kapolsek Langgudu Ipda Rus'an membenarkan adanya aksi petani jagung yang membuang hasil panen dan memblokir jalan. Namun, aksi tersebut sudah bubar setelah polisi memberikan pemahaman kepada para petani.
"Iya benar ada, tapi sudah selesai. Kami berikan pemahaman kepada para petani," ujarnya.
Terkait dengan tuntutan para petani, Rus'an mengaku telah berkoordinasi dengan Camat Langgudu. Selain juga menyampaikan kepada Kapolres Bima untuk berkoordinasi dengan Bupati Bima.
"Sudah kami sampaikan semua tuntutan massa aksi ini. Kita berharap segera direspons," imbuh Rus'an.
(hsa/hsa)