Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil & Menengah (UKM) memastikan stok beras di Kabupaten Buleleng sebanyak 1.022 ton. Stok tersebut cukup untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama Ramadan, serta mengendalikan inflasi.
Kepala DisdagperinkopUKM Buleleng, Dewa Made Sudiarta, mengatakan pihaknya rutin memantau harga pangan bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Buleleng. Upaya pengendalian harga terutama pada bahan pokok seperti beras, telur ayam, daging, dan minyak goreng telah dipersiapkan secara matang.
Dia menjelaskan Buleleng memiliki 60 distributor bahan pokok serta pedagang di pasar tradisional yang ikut berperan dalam distribusi. Terutama beras dengan stok yang tersedia saat ini mencapai 1.022 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sinergi kami laksanakan dengan Bulog, Perumda Swatantra, dan Perumda Pasar Argha Nayottama, mereka melaksanakan intervensi harga sesuai dengan wilayah kewenangannya masing-masing," kata Sudiarta, Rabu (13/3/2024).
Adapun upaya lain yang dilakukan untuk menjaga harga yakni melakukan distribusi beras medium atau SPHP dari Bulog. Beras SPHP, kata Sudiarta, dijual seharga Rp 10.900 per kilogram.
Selain itu, perluasan distributor dan intervensi harga berupa subsidi transportasi kepada para pedagang juga diberikan guna menekan harga beras di pasar.
Strategi gerakan pangan murah juga dilaksanakan secara berkala. Sudiarta menyatakan pihaknya telah melakukan kegiatan tersebut secara rutin.
Namun, untuk mendukung akses masyarakat di pedesaan, rencananya gerakan pangan murah diperluas ke sentra desa dengan melibatkan koperasi lokal. Karena selama ini kegiatan gerakan pangan murah hanya diselenggarakan di Kota Singaraja dan sekitarnya.
"Segala upaya yang telah kami lakukan diharapkan dapat memberikan efek psikologi terhadap harga pangan, sehingga masyarakat dapat memperoleh pangan dengan harga terjangkau sesuai dengan daya belinya," tandas Sudiarta.
(dpw/dpw)