Harga bahan pokok di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), merangkak naik jelang Ramadan 2024. Meski begitu, kenaikan harga itu tidak mempengaruhi keramaian pasar.
Pantauan detikBali di Pasar Amahami, Kota Bima, Minggu (10/3/2024), para pembeli yang kebanyakan ibu-ibu memadati hingga lalu lalang menyesaki blok pasar yang berada di Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat itu.
Salah seorang pembeli, Zahratul (38), mengatakan ke Pasar Amahami membeli beberapa bahan pokok untuk keperluan Ramadan. Seperti gula pasir, telur, hingga sayur-sayuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membeli kebutuhan dan keperluan Ramadan," katanya, kepada detikBali.
Warga Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat ini mengaku terkejut dengan harga bahan pokok yang dibelinya. Sebab, selang dua hari ke pasar, harganya sudah mengalami kenaikan yang signifikan. Dari beberapa bahan pokok yang dibeli, hanya tomat yang murah.
"Naik semua, cuma tomat saja yang murah. Harganya dari Rp 25 ribu per kilogram (kg) sekarang hanya Rp 20 ribu per kg," ujar Zahratul.
Sementara bahan pokok lainnya seperti telur, gula pasir, bawang merah, bawang putih, hingga cabai merangkak naik. Meski naik, Zahratul tetap membeli, namun dengan jumlah sedikit.
"Makanya hanya membeli setengah kg untuk kebutuhan 2-3 hari saja," ujarnya.
Hal yang sama juga dikatakan Mulyati (40), warga Kelurahan Santi, Kecamatan Mpunda. Menurutnya, harga bahan pokok di Pasar Amahami relatif naik jelang Ramadan, jika dibandingkan hari biasanya.
"Semua serba mahal. Tidak ada yang murah," katanya.
Ia mengaku dari rumah ke pasar membawa uang Rp 500 ribu. Jumlah uang tersebut hanya membeli bahan pokok seperti beras 10 kg dengan harga Rp 170 ribu (Rp 17 ribu per kg). Lalu sayur-sayuran (tomat, toge, cabai, bawang merah, bawang putih) Rp 150 ribu.
"Kemudian ayam potong Rp 60 ribu serta kebutuhan lainnya," ujarnya.
Pedagang pasar Amahami, Mansyur (50), mengakui beberapa harga bahan pokok mengalami kenaikan. Kondisi itu, kata dia, sudah terjadi dalam sepekan terakhir.
"Memang begitu. Rata-rata naik dari Rp 2 ribu sampai Rp 5 ribu," katanya.
Warga Lingkungan Lewi Jambu, Kelurahan Melayu, Kecamatan Asakota, ini merinci, bahan pokok yang naik seperti gula pasir yang sebelumnya Rp 16 ribu per kg, namun sekarang menjadi Rp 18 ribu per kg.
"Begitu juga dengan telur, sebelumnya Rp 60 per krat, kini menjadi Rp 65 ribu," katanya.
Meski ada kenaikan harga, namun pembeli tetap ramai. Bahkan dalam dua hari terakhir, jumlah pembeli terus meningkat drastis dari hari biasanya. Hal itu juga mempengaruhi meningkatnya omset penjualan.
"Dua hari terakhir lumayan ramai. Hari normal biasanya ratusan ribu rupiah per hari. Tapi sekarang di atas angka jutaan, bisa Rp 2 jutaan," ujarnya.
Sesuai pengalamannya selama ini, lanjut Mansyur, ramainya lonjakan pembeli di Pasar Amahami akan terjadi selama satu minggu bulan Ramadan. Setelah itu, kembali normal dan akan meningkat lagi beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri (Id).
"Hari-hari pertama jelang puasa begini ramai. Lalu nanti beberapa hari sebelum shalat Id," pungkasnya.
(nor/nor)