Aset Bandara Internasional Lombok Tak Optimal, AP I Rugi Rp 60 M

Aset Bandara Internasional Lombok Tak Optimal, AP I Rugi Rp 60 M

Ahmad Viqi - detikBali
Selasa, 27 Feb 2024 18:13 WIB
General Manager Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok Minggus Eko Tribudoyo Gandeguai saat jumpa pers, Selasa (27/2/2024).
Bandara Internasional Lombok. Foto: Ahmad Viqi/detikBali
Lombok Tengah -

Optimalisasi pengembangan aset di area Bandara Internasional Lombok seluas 42.501 meter persegi mandek. Akibatnya PT Angkasa Pura I (AP I) mengalami kerugian mencapai Rp 60 miliar pada 2023.

"Benar kami merugi Rp 60 miliar, kan biaya (pengembangan bandara) alami penyusutan. Karena pengembangan aset yang belum optimal," kata General Manager Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok Minggus Eko Tribudoyo Gandeguai, Selasa (27/2/2024).

Menurutnya, konsep pengembangan bandara internasional awalnya menggunakan konsep pengembangan Airport City sejak dibangun tahun 2008-2009.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bandara Lombok ini kan semestinya bisa melayani kunjungan per hari sampai 20.000 dengan kapasitas terminal penumpang 7 juta per tahun. Tapi faktanya per hari kami baru melayani 6.000 penumpang," ujarnya.

Minggus menjelaskan lambatnya pengembangan aset di area Bandara Internasional Lombok pun menjadi beban sendiri bagi PT Angkasa Pura. Padahal, Bandara Internasional Lombok memiliki aset tanah yang belum dikelola cukup luas.

"Jika mau untung konsepnya bandara ini harus dibangun bersama. Kalau di sini mayoritas muslim, saya berniat bangun arena olahraga muslim seperti berkuda dan memanah. Habis itu kami cari outbound di area bandara," katanya.

Bandara Internasional Lombok memiliki runway sepanjang 3,5 kilometer yang melebihi panjang dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Selain itu, kapasitas daya tampung pesawat di Bandara Lombok sekitar 40 pesawat dalam sehari.

"Tapi nyatanya kami baru bisa menampung hanya 3 pesawat per jam. Kalah jauh dari Bandara Ngurah Rai yang mencapai 32 pesawat. Artinya apa, kami harus berbuat sesuatu ya demi kemajuan bandara ini," tegas Minggus.

Minggus menyebut salah satu strategi untuk menambal kerugian Rp 60 miliar dalam setahun tersebut bisa dilakukan dengan menambah rute flight ke beberapa negara. "Jadi, kami bisa targetkan Rp 20 miliar untuk tahun 2024," kata Minggus.

TransNusa Buka Rute Lombok-Bali

Untuk mendapatkan pundi keuntungan tahun 2024, Bandara Internasional Lombok juga menargetkan menambah satu rute penerbangan menuju Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Pengajuan rute itu diajukan open maskapai PT TransNusa.

"TransNusa sudah menyerahkan dokumen tersebut. Mereka sudah mencatat dirinya sebagai permohonan rute baru ke kami 20 Desember 2023 lalu," ujarnya.

"Nanti kami akan coba bantu mapping untuk trafiknya. Apa mau terbang pagi atau siang kami serahkan ke mereka. Karana maskapai mereka sudah ada di Bali," pungkasnya.




(nor/gsp)

Hide Ads