Sejumlah pedagang alat upacara di Kabupaten Badung, Bali, kebanjiran pembeli dan panen cuan menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh pada Rabu besok (28/2/2024). Salah satu pedagang bahkan meraup omzet rata-rata hampir Rp 50 juta per hari.
Pedagang alat upacara di Banjar Blumbang, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Badung, kedatangan puluhan pembeli dalam beberapa jam saja pada Senin (26/2/2024). Keben dan tamas jadi produk yang paling banyak diburu ibu-ibu rumah tangga.
Salah satu perajin alat-alat upacara, Wayan Rianta, kebanjiran pesanan sejak sebulan lalu. Ia menyebut tamas (nampan kecil) dan keben paling laris karena paling sering digunakan masyarakat beribadah di rumah maupun di pura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena selain Galungan, di desa banyak rentetan upacara. Ada hari khusus lainnya yang juga diadakan upacara. Belum termasuk Hari Raya Kuningan. Jadi masyarakat pasti perlu alat-alat ini. Tidak hanya di satu tempat ibadah saja," tutur Rianta.
Menurut Rianta, tamas biasanya dipakai untuk wadah sesaji di pura. Sedangkan fungsi keben sama seperti wadah, dengan ukurannya yang lebih besar. Bahannya beragam dan paling umum adalah anyaman bambu.
Selain tamas dan keben, Rianta menjual bokor beragam jenis bahan. Mulai dari leburan kuningan, batok kelapa, sampai melamin. Begitu juga dulang yang biasa terlihat dalam tradisi mepeed di Bali, terbuat dari kayu maupun fiber.
Harga bokor rata-rata Rp 150-300 ribu tergantung jenis, bahan, dan ukurannya. Begitu juga harga keben antara Rp 200-500 ribu tergantung jenisnya. Dulang kayu antara Rp 150-300 ribu-an sedangkan harga tamas bokor antara Rp 20-50 ribu dan lainnya.
Rianta mengeklaim jumlah konsumen menjelang Hari Raya Galungan meningkat sekitar 100 persen. Omzet dagangannya bisa mencapai Rp 50 juta per hari sejak sebulan terakhir.
(gsp/dpw)