Bir Kura Kura Merek Lokal Bali Rambah Pasar Australia

Bir Kura Kura Merek Lokal Bali Rambah Pasar Australia

Agus Eka - detikBali
Kamis, 21 Des 2023 16:50 WIB
TumpukanΒ kaleng Kura-Kura Beer di pabrik di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Bali, Kamis (21/12/2023).Β (Foto: Agus Eka/detikBali)
TumpukanΒ kaleng Kura-Kura Beer di pabrik di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Bali, Kamis (21/12/2023).Β (Foto: Agus Eka/detikBali)
Badung -

Produsen bir di Bali, Kura-kura Beer, mengumumkan ekspansinya ke Australia. Perusahaan bir itu mulai mengirim minuman alkohol golongan A tersebut ke Negeri Kanguru untuk pertama kalinya pada Kamis (21/12/2023).

KadekWiranatha dari Kura Kura Beer, menyebut Australia termasuk salah satu pasar potensial. Menurutnya, tingkat konsumsi bir di negara tersebut termasuk yang terbesar di dunia.

"Keberhasilan bisa ekspor ini jadi support, dukungan tim kami. Visi-misi ke depan tentu bisa diterima masuk ke negara lainnya," ungkap Wiranatha saat ditemui di pabriknya di Desa Pelaga, Petang, Badung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Australia, Wiranatha dan timnya juga memiliki rencana untuk merambah ke pasar Hong Kong. Ia optimistis merk bir lokal Bali bisa tembus ke negara lain jika dilihat dari histori keberhasilan menembus pasar Negeri Kanguru.

"Kalau bisa di Australia, biasanya bisa diterima di negara lain. Itu barometer dari penjualan bir. Sama seperti penjualan wine. Bisa masuk ke Prancis, itu artinya sudah punya nilai," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Pendiri Kura Kura Beer Putu Sujana Wiranatha menuturkan ide memproduksi bir tercetus sejak lima tahun sebelum pandemi COVID-19 merebak pada 2020. Pabrik bir itu baru terealisasi tepat saat pandemi.

Menurutnya, mendirikan pabrik bir saat perekonomian tiarap akibat pandemi adalah hal yang aneh. Namun, Sujana membuktikan produksi birnya bisa bertahan dan kini merambah pasar luar negeri.

"Saya ingin orang Indonesia itu bangga dengan brand lokal, mau konsumsi merk lokal. Kalau orang dulu mungkin punya mentalitas brand luar negeri lebih bagus, tapi bagi saya bangga dengan merk orang Indonesia dan sekarang kita yang harus ekspor," kata Sujana.

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Denpasar Puguh Wiyatno mengungkapkan ekspor bir ini menunjukkan Bali memiliki potensi ekonomi selain pariwisata. Dia kemudian menjabarkan ekonomi Bali tumbuh sebesar 5,35 persen sampai triwulan III tahun 2023 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.

Adapun, struktur ekonomi Bali dari sisi produksi pada periode tersebut masih didominasi oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 20,37 persen. "Jadi, ada beragam potensi sumber daya alam di Bali. Seperti cokelat di Jembrana maupun hasil perkebunan kopi yang tersebar di Bali. Itu juga sudah mendapatkan tempat di pasar internasional," kata Puguh.

Menurut Puguh, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) di bawah Kementerian Keuangan tidak hanya menjalankan fungsi revenue collector atau pemungut penerimaan negara. Dia mengeklaim Bea Cukai juga melindungi dan memfasilitasi perdagangan sampai asistensi industri dalam negeri.

"Sehingga industri dalam negeri memiliki keunggulan, kompetitif dan dapat bersaing dalam pasar internasional," katanya.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads