Harga Cabai Rawit di Jembrana Tembus Rp 80 Ribu per Kg

Jembrana

Harga Cabai Rawit di Jembrana Tembus Rp 80 Ribu per Kg

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Rabu, 08 Nov 2023 17:52 WIB
Harga cabai di Jembrana, Bali, terus naik.
Harga cabai di Jembrana, Bali, terus naik. (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Harga cabai rawit di Kabupaten Jembrana, Bali, terus naik. Harga cabai rawit di tingkat penjual eceran bahkan sudah menyentuh Rp 80 ribu per kilogram (kg), sedangkan di pasar berkisar antara Rp 70 ribu hingga Rp 75 ribu per kg.

Padahal awal bulan November lalu, harga cabai rawit masih berkisar sekitar Rp 60 ribu per kilogram. Naiknya harga cabai ini disebabkan oleh stok yang sedikit sedangkan permintaan masih tinggi.

Kenaikan harga kebutuhan pokok ini tentu menjadi keluhan para pedagang dan konsumen. Salah seorang pedagang sembako di tempat relokasi Pasar Umum Negara, Ni Wayan Muliada, mengatakan bahwa pembeli hanya bisa membeli sedikit karena harga mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena harga mahal, pembeli hanya bisa membeli sedikit. Saat harga murah beli banyak," ungkap Muliada ditemui detikBali, Rabu (8/11/2023).

Wanita berusia 52 tahun ini juga menjelaskan, selain cabai kecil, cabai besar juga naik hingga Rp 60 ribu per kg.

ADVERTISEMENT

"Setiap hari mulai seminggu harga cabai kecil naik, antara Rp 3 ribu sampai Rp 5 ribu per kilogram. Seperti contoh kemarin itu harga Rp 65 ribu naik menjadi Rp 75 ribu per kilogramnya," kata Muliada.

Salah seorang pedagang olahan bebek, I Ketut Suardika, mengatakan bahwa kenaikan harga cabai sangat mempengaruhi usahanya. Ia mengaku keuntungannya berkurang karena banyak terpakai untuk membeli cabai.

"Harga lombok pedas, harganya sudah lebih pedas dari rasanya. Jelas mempengaruhi omzet," ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Jembrana I Komang Agus Adinata menjelaskan, naiknya harga cabai ini dipengaruhi cuaca yang saat ini terjadi. Kemarau membuat petani gagal panen dan belum menanam lagi, sehingga produksi juga berkurang.

"Cabai yang dijual berasal dari wilayah Jawa, karena cabai dari Bali tidak ada karena tanaman cabai kering karena kemarau. Naiknya harga ini karena pengaruh cuaca kemarau," kata Adinata.




(dpw/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads