Kemarau Panjang Bikin Produksi Padi di Bali Turun

Kemarau Panjang Bikin Produksi Padi di Bali Turun

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 26 Okt 2023 21:50 WIB
JATILUWIH, BALI, INDONESIA - JUNE 19:  A farmer spreads paddy stalks to be dried under the sunlight during harvest season at Jatiluwih on June 19, 2014 in Tabanan, Bali, Indonesia. Industry Officials and analysts are expecting Indonesia to more than double its rice imports to around 1.5 million tons in 2014 from an estimated 700,000 tons imported in 2013 ahead of a general election and El Nino looms on the horizon which could lead into drought and lack of rainfall. Jatiluwih is famous for its well-maintained terraced rice fields and functioning subak traditional irrigation system. UNESCO has recognized it as one of the worlds heritage sites. (Photo by Agung Parameswara/Getty Images)
Potrer petani padi di Bali. (Foto: Getty Images/Agung Parameswara)
Denpasar -

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali I Gede Sedana menyebut kemarau panjang membuat produksi padi di Bali turun. Para petani yang biasanya memanen padi dua kali setahun, kini hanya bisa sekali.

"Intensitas tanamnya menjadi menurun di tingkat petani. Misalnya yang tadi dia tanam dua kali padi, menjadi satu kali. Atau dia (petani) bisa menanam padi tapi lahannya tidak 100 persen," ujar Sedana, Kamis (26/10/2023).

Sehingga, lanjutnya, intensitas tanam tidak maksimal dapat mempengaruhi dan menurunkan produksi padi. Beruntungnya tak sampai gagal panen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di sisi lain, pada musim kemarau panjang seperti ini turut mengerek harga gabah. Sehingga para petani masih bisa merasakan peningkatan keuntungan dari menjual gabahnya.

"Kembali lagi karena kenaikan harga gabah maka harga beras di pasaran juga ikut naik sehingga para petani pun yang menjual gabah kemudian dia harus membeli beras," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pun demikian, kata Sedana, kemarau panjang tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi petani Bali. Sebab. Para petani bali saat tidak dapat menanam padi mereka bisa menanam yang lain.

"Petani-petani terbiasa menanam bunga, sehingga bisa mendapat penghasilan dari sana selain itu sayuran, hortikultura juga ada di sana. Sehingga ada pemasukan," terangnya.

Selain itu, petani di beberapa daerah seperti Tabanan menanam kacang-kacangan, bayam, kangkung, jenis tanaman yang tidak membutuhkan air yang banyak.

Oleh sebab itu, situasi kekeringan seperti saat inj di Bali tidak memberi dampak yang signifikan. Justru, sambung Sedana, pada musim hujan potensi gagal panen sangat tinggi. Bisa mencapai 10-15 persen.

"Di musim hujan ini jauh lebih besar kemungkinan gagal panennya, karena kalau gagal hujan apalagi cuaca yang tidak bisa diprediksi ini bisa mencapai 10-15 persen mengalami gagal panen," jelas Sedana.




(dpw/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads