Pertemuan Menteri AIS Forum, Menlu Retno Ungkap Realita Dunia yang Suram

Pertemuan Menteri AIS Forum, Menlu Retno Ungkap Realita Dunia yang Suram

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Selasa, 10 Okt 2023 11:16 WIB
Badung -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menyebut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum 2023 menjadi sebuah jalan penting bagi solusi mandiri dan mengatasi tantangan global saat ini.

Dalam Ministerial Meeting of AIS Forum di Badung, Bali, Selasa (10/11/2023), Retno menyatakan realitas dunia saat ini sungguh suram.

"Tiga krisis yang terjadi di planet bumi, yaitu perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut, polusi laut, dan hilangnya keanekaragaman hayati merupakan ancaman besar bagi masyarakat kita," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, upaya kerja sama multilateral saat ini masih terbilang lamban. Menurut Retno, persaingan, konflik global, dan ketidakpercayaan menyandera kerja sama global.

"Negara-negara yang rentan, termasuk negara-negara berkembang kepulauan kecil akan menjadi pertemuan pertama. Oleh karena itu, Indonesia dan kita semua memilih jalur kerja sama dan solidaritas yang inklusif," terangnya.

Retno menegaskan saat ini merupakan saat yang mendesak bagi negara kepulauan untuk berdiri dalam solidaritas dan bekerja sama.

"Dunia kita harus menjadi mercusuar yang memandu jalan kita ke depan untuk mengembangkan kerja sama yang inklusif dan berdampak serta melindungi generasi masa depan kita," terangnya.

Retno membeberkan ada dua kunci yang bisa menjadi solusi. Pertama, menjamin solidaritas antara negara pulau dan negara kepulauan.

"Tantangan yang kita hadapi bersama belum pernah terjadi sebelumnya. Satu-satunya solusi yang bisa diambil adalah solidaritas. AIS Forum harus terus menghasilkan upaya inovatif untuk menjamin keberlanjutan laut kita dalam mengatasi krisis planet," katanya.

Menurutnya, melalui forum tersebut harus dipastikan mengenai hasil nyata dari empat bidang utama. Di antaranya, perubahan iklim, musim angin dan adaptasinya, ekonomi baru dan ekowisata, sampah plastik di laut dan pesisir, dan tata kelola maritim yang baik.

Kemudian, solusi kedua dengan menjaga sinergi dengan inisiatif lain di kancah global. Sebagai forum pelengkap, AIS harus terlibat secara intensif dengan pihak-pihak terkait lainnya di seluruh kawasan.

"Forum tersebut juga harus mampu memperkuat tata kelolanya agar dapat meningkatkan dampaknya," ujar Retno.

Dia juga menilai, KTT AIS Forum harus terus berkembang menjadi jembatan upaya bersama dalam menghubungkan kerangka pembangunan yang terbuka, serta mengubah inisiatif menjadi kenyataan.

(hsa/gsp)

Hide Ads