Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menyatakan optimismenya menekan angka kemiskinan hingga di bawah 0,54 persen. Mahendra menganggap kemiskinan di Bali saat ini dapat dengan mudah diatasi. Sebab, menurut Mahendra tidak ada kantong kemiskinan, hanya kerak-kerak kemiskinan.
"(Persentase kemiskinan) 0,54. Masih 24 ribuan (warga miskin) lah. Sedikit lagi. Jadi, bukan kantong kemiskinan lagi, tapi kerak-kerak kemiskinan," kata Mahendra di hadapan anggota DPRD Bali, Kamis (5/10/2023).
Mahendra tidak menjelaskan secara gamblang bagaimana menuntaskan kemiskinan di Bali. Dia hanya berharap upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam mengentaskan kemiskinan mendapat keterlibatan langsung dari seluruh elemen masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahendra menyebut budaya bergotong-royong sebagai salah satu budaya Bali, juga mampu menjadi solusi kemiskinan ekstrem. Dia juga bakal melanjutkan program-program pengentasan kemiskinan pada era mantan Gubernur Wayan Koster.
"Sudah 78 tahun merdeka, Bali yang menggantungkan pariwisata, masih ada orang yang miskin ekstrem. Kita 'ngerombe'. Saya optimistis dengan 'ngerombe' kami bisa menuntaskan apa yang menjadi kebijakan Presiden," kata Mahendra.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua III DPRD Bali dari Partai Demokrat Tjok Gede Asmara Putra Sukawati mengatakan masyarakat Bali memang sangat rentan dengan kemiskinan. Wabah penyakit dan bencana alam menjadi penyebab kemiskinan ekstrem di Bali.
"Bali tidak lepas dari industri pariwisata, yang mana sangat rentan dengan kemiskinan. Kerentanan kemiskinan di Bali sangat tinggi apabila ada faktor keamanan, alam, dan penyakit," kata Asmara Putra.
Untuk itu, dia berharap Mahendra dapat menuntaskan permasalahan kemiskinan ekstrem di Bali tersebut.
(hsa/dpw)