Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung disebut tak akan balik modal sampai kiamat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakn yang penting rakyat dilayani dengan baik.
Dilansir dari detikFinance, awalnya Jokowi mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dibuat bukan untuk mencari keuntungan, namun untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat dengan baik.
"Yang paling penting rakyat dilayani dengan baik, rakyat dilayani dengan cepat, karena fungsi transportasi massal itu di situ, bukan untung dan rugi," kata Jokowi dilansir dari detikFinance, Selasa (3/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi lantas mengatakan yang terpenting dari pembangunan Kereta Cepat sebetulnya adalah pelayanan ke masyarakat, bukan persoalan untung dan rugi.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung memang sering jadi sorotan. Banyak kekhawatiran proyek ini tidak akan memberikan banyak keuntungan buat Indonesia. Bahkan ada anggapan sampai kiamat pun Kereta Cepat tidak akan balik modal.
Pakar Bisnis Rhenald Kasali sebelumnya juga sempat bicara soal hal ini. Menurutnya yang namanya proyek transportasi umum memang bukan bicara untung ataupun rugi. Hampir di semua negara pun proyek transportasi umum memang tidak akan menguntungkan, namun semua proyek transportasi umum memberikan layanan secara penuh kepada masyarakat.
"Ada yang bilang sampai kiamat pun Kereta Cepat nggak akan balik modal. Sedikit cerita, saya pernah ke Eropa, dan hampir semua di sana nggak ada yang balik modal," kata Rhenald dalam acara Hub Space 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (29/9/2023) yang lalu.
Sebagai contoh misalnya kereta yang ada di Swiss. Rhenald menerangkan, setiap 3 menit sekali kereta datang ke stasiun. Bahkan ketika Sabtu-Minggu saat warga di sana libur dan banyak menghabiskan waktu di rumah, kereta tetap beroperasi walau minim penumpang.
"Nggak ada penumpang tapi muter terus, bagus terus, dibagusin terus. Ketika saya baca-baca, itu subsidi semua. Jadi kalau sampai kiamat nggak balik modal, pasti kita nggak akan bangun itu. Karena transportasi publik memang harus subsidi," jelas Rhenald.
Artikel asli pada laman ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/hsa)