Kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Jembrana, Bali, menyebabkan produksi petani anjlok. Akibatnya harga gabah melonjak dan turut mengerek harga beras di pasaran.
Saat ini, harga gabah di tingkat petani sudah mencapai Rp 7.000 per kilogram. Sementara harga beras Rp 14.500 per kilogram.
Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana I Putu Sentana menjelaskan bahwa kekeringan yang melanda sejumlah sentra pertanian menyebabkan produksi padi petani anjlok. Akibatnya, pasokan gabah menipis dan mengerek harga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekeringan menjadi permasalahan, selain itu saat ini juga masih belum panen raya, jadi hasil panen padi dari petani masih sedikit," ungkap Sentana dikonfirmasi detikBali, Senin (11/9/2023).
Dia juga menjelaskan untuk menyiasati kondisi saat ini, Perpadi sudah menyetok gabah untuk produksi beras beberapa minggu ke depan. Akibat terjadinya kenaikan harga gabah ini juga berdampak pada harga beras di pasaran.
"Kalau harga beras yang kami jual itu dengan harga Rp. 13.500 per kilogram. Saat ini juga kami sudah melakukan stok gabah untuk produksi beberapa minggu ke depan," imbuh Sentana.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata menjelaskan bahwa kenaikan harga beras di pasaran sudah terjadi mulai tanggal 4 September 2023. Hingga hari ini untuk harga beras premium sudah mencapai Rp. 14.500 per kilogram.
"Kenaikan sudah terjadi beberapa hari terakhir, yang awalnya Rp. 13.500 sudah mencapai Rp. 14.500 untuk beras premium," papar Adinata.
Disinggung mengenai antisipasi terjadinya kelangkaan beras di Jembrana, Adinata menjelaskan bahwa akan melakukan koordinasi dengan pihak Bulog untuk melakukan operasi pasar.
"Jadi nanti kita akan tetap melakukan koordinasi dengan Bulog baik itu nantinya melakukan operasi pasar maupun dengan beras bantuan," ujar Adinata.
(dpw/hsa)