Dari pantauan detikBali, kenaikan harga beras terjadi merata di Pasar Umum Galiran dan Pasar Rakyat Semarapura, Klungkung, Selasa (25/7/2023). Bahkan, harga beras premium sudah menembus Rp 14 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya di kisaran Rp 12 ribu-Rp 13 ribu per kilogram. Kemudian, beras medium kisaran Rp 12.500-Rp 13 ribu per kilogram, dan beras lokal Rp 12 ribu-13 ribu per kilogram.
Salah satu pengepul beras di area grosir Pasar Galiran, Komang Soni, mengatakan harga beras ini merangkak naik dari Januari lalu.
"Contohnya beras super ya, di Januari itu normalnya Rp 12 ribu sekarang sudah seharga Rp 14 ribu, naik sampai Rp 2 ribu per kilogramnya, yang lain juga sama kenaikannya rata-rata segitu (Rp 2 ribu) entah apa penyebabnya yang jelas pasokan dari luar Bali juga menurun," beber Soni.
Dia mengaku harga beras yang tidak terkontrol memengaruhi penjualan.
Salah seorang pembeli di Pasar Semarapura Klungkung, Ni Nyoman Suweti, mengaku harus mengurangi belanja beras hingga setengah dari biasanya.
"Mahal semua, saya biasanya membeli beras satu sak isian 10 kilogram, sekarang kanggoin (tidak apa-apa) kurangi beli lima kilogram saja, sisanya biar terbeli juga," keluh Suweti.
Dia berharap pemerintah segera menemukan solusi agar beras tidak terus melonjak naik. Sebab, sebentar lagi Galungan dan Kuningan, sehingga konsumsi rumah tangga dipastikan membengkak.
Sementara itu, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Klungkung mencatat kenaikan beras terjadi selama sepekan terakhir. Kepala UPTD Pasar Klungkung I Komang Sugianta mengatakan di akhir Juni harga beras sempat turun sedikit. Namun, jelang akhir Juli malah naik.
Pada Juni, harga beras super atau premium masih Rp 13 ribu, tapi kini sudah menembus Rp 14 ribu per kilogram. Namun, Sugianta memastikan pasokan beras masih mencukupi.
"Untuk pasokan masih mencukupi, bahkan lebih mungkin. Masih belum musim panen yang menyebabkan harga naik, tapi kami terus pantau. Utamanya di grosir-grosir agar tidak ada penimbunan yang mengakibatkan beras naik lagi. Terutama untuk Galungan dan Kuningan minggu depan," kata Sugianta.
Sementara, untuk harga bawang putih yang sebelumnya tercatat naik sampai Rp 55 ribu, saat ini di Klungkung sudah turun menjadi Rp 45 ribu. Namun demikian, harga ini masih tergolong sangat mahal, lantaran harga normalnya di kisaran Rp 23 ribu-Rp 25 ribu per kilogram.
"Pemantauan terus dilakukan di empat pasar yang dikelola Pemkab Klungkung, Pasar Semarapura, Pasar Galiran, Pasar Kusamba, dan Pasar Mentigi di Nusa Penida, khusus di Nusa Penida harganya memang lebih mahal lagi sedikit karena ada biaya tambahan pengiriman menggunakan sampan dari Klungkung daratan," urai Sugianta.
Pasokan Beras di Denpasar
Sementara itu, Perum Bulog Kanwil Bali memastikan ketersediaan stok beras aman menjelang Galungan dan Kuningan pada Agustus 2023.
"Stok beras PSO (public service obligation) ada 3.992 ton dan cukup untuk tiga bulan," ucap Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog Kanwil Bali Avrilia Purwandari, Selasa.
Avrilia menuturkan kebutuhan beras PSO di Bali pada Galungan dan Kuningan periode sebelumnya mencapai 184 ton. Diperkirakan untuk hari raya kali ini kebutuhan tidak jauh berbeda.
"Kemungkinan tidak jauh berbeda dengan sebelumnya," terangnya.
Sementara untuk harga eceran tertinggi (HET) beras PSO atau beras yang diserap dari petani saat ini Rp 9.450 per kilogram.
Selain beras PSO, Bulog memiliki stok beras premium sebanyak 28 ton dan gula pasir 11.729 kilogram.
Harga Bumbu Dapur di Jembrana
Di Kabupaten Jembrana, sejumlah pembeli di pasar tradisional dikejutkan dengan melambungnya harga bumbu dapur. Salah satunya, cabai rawit yang mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 25 ribu per kilogram.
"Kemungkinan karena cuaca dan mendekati Galungan pada awal bulan depan," ungkap salah seorang pedagang di Pasar Umum Negara, Ni Kade Juli (42), Selasa (25/7/2023).
Juli menyebut kenaikan harga cabai rawit membuat pembeli terkejut lantaran hampir dua kali lipat. "Hari ini saja, harganya naik sebesar Rp 20 ribu. Jadi mau bagaimana lagi, harga dari distributor naik, jadi kami harus mengikuti saja," ujarnya.
Tidak hanya cabai rawit, harga telur juga mengalami kenaikan, dari Rp 1.800 menjadi Rp 2.000 per butirnya. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang Galungan.
"Tradisi perayaan ini membuat permintaan di masyarakat meningkat untuk keperluan banten dan konsumsi. Selain itu, kenaikan harga pakan ternak juga menjadi salah satu faktor penyebab," ungkap pedagang lainnya,Muliada.
Bawang putih juga naik harga. Yang biasanya dijual seharga Rp 32 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Pasokan bawang putih dari Jawa yang terbatas menjadi penyebab kenaikan harga.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana I Komang Agus Adinata mengatakan kegiatan pasar murah masih menjadi strategi untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok.
"Pasar murah sudah dimulai sejak Senin kemarin di Kecamatan Melaya, kemudian ada tiga lokasi lainnya," ujar Adinata.
Jadwal pasar murah di Jembrana digelar pada 26 Juli 2023 di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, mulai pukul 16.00 Wita, kemudian pada 28 Juli 2023 di Gedung Ir. Soekarno mulai pukul 09.00 Wita. Terakhir pada 31 Juli 2023 di Desa Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, mulai pukul 09.00 Wita.
(hsa/gsp)