Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana (Unud) I Putu Anom menyayangkan batalnya penyelenggaraan World Beach Games (WBG) 2023 di Bali. Menurut dia, batalnya pesta olahraga pantai itu membuat Pulau Dewata kehilangan potensi pendapatan baik dari atlet, ofisial, maupun suporter.
"Kita kehilangan potensi mereka (atlet, ofisial, hingga suporter) menginap di hotel, kuliner, hingga transportasi. Bisa ratusan miliar (potensi) pemasukan untuk Bali hilang," tutur Anom pada Kamis (6/7/2023).
Anom mempertanyakan batalnya WBG di Bali yang sangat mendadak. Padahal, kompetisi tersebut rencananya dihelat pada 5-12 Agustus 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah, Anom melanjutkan, seharusnya mempersiapkan anggaran untuk penyelenggaraan WBG sehingga pesta olahraga pantai tersebut bisa digelar sesuai rencana. Menurut dia, ketersediaan anggaran untuk kompetisi tersebut seharusnya sudah diketahui satu semester sebelum WBG digelar.
"Kenapa (pemerintah) tidak mempersiapkan anggaran dengan detail? Masak sebulan sebelum event digelar bisa batal," keluh Anom.
Anom berharap peristiwa batalnya kompetisi internasional di Bali tidak terulang lagi. Apalagi, sebelumnya, Bali juga batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Sebelumnya, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menyayangkan batalnya WBG 2023 di Pulau Dewata. Menurut dia, jika ajang olahraga pantai itu jadi digelar di Bali, okupansi hotel di Badung bisa mencapai 90 persen.
"Kalau event ini terselenggara akan sangat luar biasa impact-nya terhadap tingkat hunian kamar hotel dan juga pada ekonomi kita," kata Rai, Rabu malam (5/7/2023).
(gsp/hsa)