Geliat pariwisata Nusa Penida, Klungkung, yang mulai pulih tak lantas didukung dengan pasokan listrik memadai. Sebulan terakhir, warga Nusa Penida mengeluhkan listrik yang byar-pet alias hidup-mati setiap hari. Terutama, saat petang hingga malam hari.
Seperti dikatakan oleh Agus Koriana, warga Desa Sebun Ibus, Nusa Penida, yang menyebut mengalami gangguan listrik parah di desanya. Agus mengaku berulang kali protes dan mempertanyakan penyebab gangguan listrik tersebut.
"Sudah lama ini, lebih dari satu bulan seperti ini, takutnya kan korsleting, alat-alat elektronik bisa cepat rusak bahkan banyak teman-teman di sini yang alatnya rusak gara-gara listrik tidak jelas seperti ini," katanya kepada detikBali, Senin (3/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap PLN Bali bisa bergerak lebih cepat karena kebutuhan listrik di Nusa Penida sangat tinggi. Terlebih wisatawan kian banyak datang setelah COVID-19 tak lagi menjadi pandemi.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali I Wayan Udayana, menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang sangat tinggi di Nusa Penida, tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang masing-masing berkapasitas 1,4 Megawatt (MW), harus beroperasi 24 jam terus-menerus. Puncaknya, dua unit mengalami gangguan.
"Saat ini Nusa Penida memiliki keterbatasan pasokan listrik yang bersumber dari PLTD. Kondisi ini terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan listrik pasca COVID-19 yang sebelumnya sebesar 7,2 MW meningkat hingga 10,7 MW," kata Udayana, dikutip dari siaran pers PLN, Senin.
Untuk solusi jangka pendek, PLN menambah 23 genset berkapasitas 50 kVA - 250 kVA. "PLN memobilisasi 23 unit genset dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan NTB yang dioperasikan sementara untuk mengatasi defisit daya di Nusa Penida," katanya.
Ia menambahkan untuk perbaikan 2 unit PLTD masih on progress dan diharapkan dapat segera dioperasikan dalam beberapa hari ini.
"Untuk jangka panjang, PLN memastikan untuk memasukkan rencana pengembangan kelistrikan Nusa Penida ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebagai upaya mengantisipasi pertumbuhan pembangunan di Nusa Penida," tambahnya.
Dihubungi terpisah, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengakui berulang kali mendapat protes masyarakat terkait kondisi listrik ini. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan PLN Klungkung dan Bali untuk segera mengatasinya.
"Walaupun ini bukan kewenangan pemerintah daerah, tapi kami wajib bertanggung jawab, penuh dengan berkoordinasi pada pihak PLN melakukan berbagai cara, kondisi kekurangan daya ini adalah bukti pariwisata Nusa Penida kembali melejit, mudah-mudahan segera normal lagi," harapnya.
(hsa/nor)